[caption id="attachment_77888" align="alignright" width="300" caption="( diunduh dari Voa news tgl.14/12/2010 )"][/caption]
Pembangkang asal Tionkok ( China ) yang dihukum selama 11 tahun dalam penjara Cina karena dianggap telah membangkang dan menyatakan pendapat bagaimana sebenarnya Negara harus diprintah, telah dianugrahi Hadiah Nobel Perdamaian 2010, oleh Panitia Hadiah Nobel di Oslo Norwegia.
Ketika Panitia Hadiah Nobel mengumumkan untuk memberkan Hadiah Nobel perdamaian tahun ini kepada Liu, Pemerintah China bereaksi dan menahan isteri Liu dengan tahanan Rumah.
Setelah itu Tiongkok lalu menyerukan kepada dunia untuk memboikot acara penyerahan Hadiah Nobel yang diselenggarakan di Oslo ( Swedia ), China juga menyerukan sensor terhadap berita asing yang ingin menyiarkan penerimaan hadiah Nobel, karena menurutnya upacara itu tak lebih daripada sandiwara politik berdasarkan kebohongan.
Walaupun Beijing telah menyerukan kepada dunia untuk tidak menghadiri Acara penerimaan Hadiah Nobel di Oslo tapi para tamu kehormatan yang datang dari seluruh dunia tetap hadir, dan bertepuk tangan ketika Ketua Panitia Nobel Thorbeju Jadland memuji pengabdian Liu kepada hak asasi, demokrasi dan perdamaian, Dia menyatakan penyesalan yang mendalam karena Liu tidak hadir
Mengharukan menyaksikan beritanya di VOA ( Voice Of Amerika ) Jumat 10 Desember 2010, karena ketidak hadiran Liu dan keluarganya pada acara penganugrahan Hadiah Nobel Perdamaian 2010, Liu diwakili oleh sebuah Kursi Kosong, dimana dia sementara menjalani kurungan penjara selama 11 tahun karena tuduhan subversif.
Saya tak dapat membayangkan seandainya kita hidup di Negara Tionkok yang menerapkan peraturan per-Undang-undangan yang membatasi kebebasan berpendapat bagi warganya. Tapi itulah Tiongkok yang saat ini mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup besar di jajaran Negara Asia.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H