Lihat ke Halaman Asli

Islam di Indonesia: Reformasi Pendidikan

Diperbarui: 16 Oktober 2020   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pondok yang terlahir dari gagasan brilian seorang Ulama juga Pahlawan Nasional

  Di tahun 1917, berdirinya sebuah organisasi yang dinamakan Perikatan Umat Islam, dibuat dan dipimpin oleh K.H, Abdul halim (1887-1962). Pendidikan tersebut diberi nama Santi Ashrama, Berlokasi di atas gunung dan tengah hutan belantara. Seluruh organisasi Islam itu semua sama bercita-cita meningkatkan kualitas kaum Muslim di tanah air, Untuk itu perlu ada perbaikan kualitas lembaga pendidikan yang bisa memberikan scara antara ilmu-ilmu keagamaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Alasan mengapa harus lokasi jauh, terpencil, dan sunyi? Menurut Kiai Halim, tempat tenang yang tenang di luar kota merupakan ideal. Dan kota telah diracuni atau sering diracuni dengan kebiasaan-kebiasaan yang immortal ataupun amoral ( ga ada akhlak). Sedangkan tempat-tempat di luar kota yang sunyi dan tenang dapat merupakan tempat yang memberikan inspirasi-inspirasi yang baik.

Kiai Halim memberikan perlengkapan para peserta didiknya bukan dengan ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum, namun juga dengan kelengkapan berupa pekerjaan tangan, perdagangan dan pertanian, tergantung pada minat ataupun bakat dari peserta. Setelah itu, lulusan sekolah pemerintah langsung terjun kelapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah, beda dengan lulusan madrasah atau pesantren biasanya menjadi guru agama atau kembali ke lingkungan pekerjaan orangtuanya sendiri. Kiai Halim berpendapat bahwa seorang yang berkemampuan untuk memasuki suatu bidang kehidupan tertentu, dengan persiapan-persiapan latihan diperlukan.

Terbentuknya organisasi muktamar seperempat abad Muhammadiyah di jakarta 1936, membuat sekolah tinggi islam dengan membuka fakultas Dagang juga industri. Di tahun 1938, Muhammadiyah telah memiliki perpustakaan umum, dan 1,774 sekolah.  Gagasan meningkatkan kualitas umat islam melalui reformasi pendidikan, juga termasuk dalam pondok pesantren. Seperti contohnya putra dari Hadratus Syaikh yaitu K.H.A Wahid Hasjim (1914-1953), Sejak masih kecil ayahandanya diberi pendidikan islamic, juga sang ayahandanya membolehkannya untuk belajar bahasa Belanda dan bahasa Inggris. dan di tahun 1934 K.H.A Wahid Hasjim membuka Madrasah Nidhomiyah di Tebuireng. 

Disini bahwa peranan penting dalam pembelajaran agama islam harus dikasih juga dengan pelajaran berupa perdagangan dan lain-lain, agar mereka senantiasa bisa berusaha semaksimal dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh penunut ilmu yaitu murid yang belajar kepada guru. Seperti kata KH. Husein"Agama hadir untuk menjadi lampu yang menerangi kegelapan hati dan mencerahkan pikiran, bukan bikin hati menjadi gelap dan pikiran jadi beku".

SUMBER BACAAAN : Hakiem, L. (2018). Jejak Perjuangan para Tokoh Muslim Mengawal NKRI. Pustaka Al-Kautsar. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline