Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Nauval Hazieq

Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengintegrasikan Dakwah dan Pengembangan Komunitas di Era Modern

Diperbarui: 15 Desember 2024   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan
Dakwah bukan sekadar kegiatan komunikasi keagamaan, melainkan juga upaya transformasi sosial menuju kebaikan yang lebih luas. Dalam konteks pengembangan komunitas, dakwah berperan sebagai jembatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara spiritual, sosial, dan ekonomi. Namun, keberhasilan dakwah dalam masyarakat modern sangat bergantung pada kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan audiens yang semakin kompleks.

Dakwah sebagai Wahana Pengembangan Komunitas
Sebagai sebuah proses yang terencana, pengembangan komunitas bertujuan meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat. Dakwah yang efektif tidak hanya menanamkan nilai-nilai agama, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi berbagai tantangan, baik sosial maupun ekonomi.

Menurut Com.Dev Handbook, pengembangan komunitas melibatkan evolusi terencana dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan demikian, dakwah dapat menjadi katalisator bagi masyarakat untuk bergerak bersama menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya, melalui pendekatan dakwah berbasis komunitas, pesan agama dapat diselaraskan dengan program pemberdayaan seperti pelatihan keterampilan, pengembangan pendidikan, dan promosi kesejahteraan.

Media dan Sarana Dakwah Modern
Seiring kemajuan teknologi, dakwah harus mampu memanfaatkan media komunikasi yang beragam. Hamzah Yaqub mengklasifikasikan sarana dakwah ke dalam tiga kategori utama:
1. Lisan: Komunikasi verbal seperti ceramah, pengajian, atau siaran radio.

2.Tulisan: Media cetak seperti buku, majalah, atau artikel.

3.Audio-visual: Teknologi modern seperti televisi, video, dan media sosial.

Kombinasi media tradisional dan modern menjadi kunci keberhasilan dakwah. Media tradisional, seperti wayang atau drama, masih relevan di masyarakat tertentu karena sifat komunikatifnya yang dekat dengan budaya lokal. Sementara itu, media modern, terutama media sosial, memberikan peluang luas untuk menjangkau generasi muda yang hidup di dunia digital.

Menghadapi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang
Dakwah di era modern menghadapi tantangan besar, termasuk persaingan konten di media sosial dan perubahan pola pikir masyarakat urban. Meski demikian, kemajuan teknologi memberikan peluang besar untuk menyebarluaskan pesan dakwah secara lebih cepat dan efektif. Misalnya, platform digital seperti YouTube atau Instagram dapat digunakan untuk menyampaikan konten dakwah yang kreatif dan menarik.

Sebagai bagian dari pengembangan komunitas, dakwah harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Seorang dai perlu memahami konteks sosial audiensnya, menguasai teknologi, dan menggunakan pendekatan yang relevan. Selain itu, penting untuk menjaga keaslian pesan dakwah agar tidak terdistorsi oleh tren digitalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline