Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali kesulitan mengatur biaya pengeluaran untuk kebutuhan kita. Terkadang besar pasak daripada tiang, artinya besarnya pengeluaran tidak sebanding dengan pendapatan yang kita dapatkan setiap harinya.
Kita seringkali dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Banyaknya pengeluaran yang sebenarnya itu bukanlah untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Sehingga membuat pengeluaran menjadi tidak terkontrol. Akhirnya keadaan ekonomi keluarga pun memburuk.
Untuk mengatasi permasalahan ini, ada satu konsep hidup yang cocok kita terapkan yaitu frugal living. Ini merupakan gaya hidup yang biasanya diterapkan oleh banyak orang kaya di seluruh dunia. Frugal living mengacu pada gaya hidup hemat dengan mengedepankan hidup minimalism.
Orang yang menggunakan gaya hidup frugal living lebih memperhatikan manfaat dari setiap barang atau jasa yang diperoleh atas biaya yang telah dikeluarkannya.
Frugal Living dan Pelit
Banyak orang menganggap frugal living tidak ada bedanya dengan pelit. Namun, jika ditilik lebih jauh keduanya jauh berbeda.
Frugal living lebih memikirkan pengeluaran dan menentukan prioritas kebutuhan yang harus bersifat tidak bisa dihindari. Mereka akan mengesampingkan pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada hal-hal yang bersifat mendesak.
Frugal living lebih mengacu pada kesadaran dalam diri kita mengenai pengeluaran dan fokus prioritas keuangan. Ini murni adalah kesadaran pada diri kita dalam mengontrol keuangan.
Misalnya seorang PNS, dia pensiun pada umur 60 tahun. Untuk menjalani masa tua yang tenang, salah satu tujuannya adalah pada saat tua nanti dia tidak lagi terlilit hutang ataupun harus bekerja keras untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Maka menjalankan konsep frugal living bisa menjadi salah satu pilihan. Dengan catatan, mulai sekarang dia harus memprioritaskan pengeluaran keuangan sedetail mungkin. Membedakan mana kebutuhan primer, sekunder hingga tersier.
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dengan menjalani hidup dengan konsep frugal living cukup banyak.