Sejak berabad-abad yang lalu, Indonesia memang dikenal sebagai Negara yang kaya akan rempah-rempahnya. Maka dari itu juga jadi salah satu alasan mengapa Negara luar ingin menjajah Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, rempah-rempah merupakan bahan dasar untuk masakan. Maka jangan heran jika banyak masyarakat Indonesia mengandalkan rempah sebagai bahan utama dalam setiap masakannya.
Hal ini juga saya temui dalam setiap masakan masyarakat Aceh. Sebagai bagian dari Indonesia, Aceh juga banyak mengandalkan rempah sebagai bahan utama pada setiap masakannya.
Sebagai orang Aceh, lidah saya juga sudah dimanjakan dengan masakan yang kaya akan rempah-rempahnya. Baik dari masakan sehari-hari ataupun masakan pada acara-acara dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua masakannya dimasak dengan beragam rempah yang ada. Salah satunya yang akan saya bahas adalah kuah pliek u.
Kuah pliek u adalah salah satu masakan khas Aceh yang mengandalkan rempah sebagai bahan masakannya. Meski memang, sesuai namanya kuah pliek u menggunakan pliek u (patarana) sebagai bahan utama. Namun, peran rempah dalam masakan ini juga sangat mendominasi.
Ampas kelapa dijemur agar jadi pliek u, Sumber [LIPUTAN GAMPONG NEWS]
Sejarah Kuah Pliek U
Kuah pliek u merupakan salah satu makanan para Sultan Aceh pada abad ke 16. Masakan ini bisa dikatakan makanan dari dalam istana. Hanya segelintir elit yang bisa menikmati makanan ini pada zaman dulu. Namun, sejalan berjalannya waktu, kuah pliek u kini sudah merakyat. Menjadi makanan masyarakat Aceh pada umumnya.
Pliek U atau patarana, Sumber [MerahPutih]
Nama Pliek U sendiri yaitu patarana, merupakan hasil fermentasi dari ampas kelapa yang sudah diperas minyaknya. Kuah pliek u juga kaya akan aneka sayuran. Mulai dari nangka muda, buah melinjo, daun melinjo, daun singkong, pepaya muda, dan jagung muda. Kemudian ditambah rempah seperti ketumbar, cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kelapa sangrai, merica dan asam sunti (belimbing sayur).
Kuah pliek u sekilas memang hampir mirip dengan gulai. Namun, ada nilai filosofis sendiri pada masakan yang satu ini. Karena proses pembuatan pliek u butuh waktu yang lama. Harus dijemur, di peras minyaknya hingga tersisa ampas kelapa kosong. Maka kuah pliek u menjadi sangat dinikmati dan punya kedudukan lebih di dalam hati masyarakat Aceh.