Lihat ke Halaman Asli

Bantu Kelompok Tani, Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya Inovasikan Alat Penebar Pupuk

Diperbarui: 19 Januari 2024   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengisian pupuk pada alat penebar (Dokpri)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya), Muhammad Naufal Ramadani seorang mahasiswa teknik industri membuat alat penebar pupuk inovatif pada saat pengabdian masyarakat guna meningkatkan efisiensi waktu kerja pada saat proses pemupukan tanaman jagung di Desa Wiyu. Dengan dibimbing langsung oleh dosen pembimbing lapangan Bapak Ardhi Islamudin, S.E.,M.A Program tersebut telah dilaksanakan dengan sukses pada hari Rabu (17/01/2024).

Desa Wiyu terletak di kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Dimana desa ini sebagai besar wilayahnya merupakan lahan persawahan dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Dalam kegiatan bertani proses pemupukan yang masih dilakukan secara manual merupakan tantangan tersendiri sebagai petani. Cara tersebut kurang efektif dan memiliki Tingkat kelelahan yang tinggi sehingga dapat menyebabkan nyeri pada punggung bahkan resiko kifosis. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa pengabdian  masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mencoba menerapkan teknologi inovatif yang dapat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi pemupukan.

Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah alat bantu penebar pupuk jagung yang didukung oleh mekanisme yang efisien dan pembuatan yang sederhana. Program ini diterapkan dalam salah satu program kerja yang telah berkolaborasi dengan kelompok tani Desa Wiyu untuk merancang dan mendesain alat penabur pupuk jagung yang praktis, efisien, dan mudah digunakan.

kelompok tani melakukan uji coba alat (Dokpri)

Menurut pendapat para petani Desa Wiyu, mereka mendapat wawasan baru terkait penggunaan alat bantu penebar pupuk jagung, sehingga petani menjadi lebih mudah dalam melakukan pemupukan jagung.

"Pembuatan alat penebar pupuk inovatif ini sangat mempermudah dan mempersingkat waktu dalam proses pemupukan selain itu juga tidak perlu untuk menunduk seperti biasanya" ucap Bapak Wulyono.

Dengan adanya inovasi teknologi ini, diharapkan para petani di Desa Wiyu dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka, terutama pada tanaman jagung.

mahasiswa pengabdian masyarakat dan kelompok  tani (Dokpri)

Melalui kolaborasi antara mahasiswa pengabdian masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan kelompok tani Desa Wiyu ini, harapan untuk memajukan sektor pertanian di wilayah tersebut semakin mendekati kenyataan. Dengan adanya inovasi-inovasi semacam ini, diharapkan pertanian Indonesia secara keseluruhan dapat mengalami kemajuan yang signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline