Lihat ke Halaman Asli

Manchester United: Mencari Kejayaan yang Hilang

Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manchester United Football Club klub yang sudah berdiri sejak tahun 1878 ini terkenal dengan prestasi, dominasi dan kejayaan nya di masa lampau. Mulai dari menjuarai Liga Premier Inggris terbanyak, yaitu sebayak 20 kali. Juara Liga Champhions 3 kali. Dan menjadi tim pertama yang mendapatkan treble winner (tiga gelar juara dalam satu musim) yaitu pada musim 1999/2000, dimana pada saat itu, Setan merah menjuarai Liga Premier Inggris, Piala FA, dan Liga Champhions UEFA.

Era keemasan Manchester United, dibawah asuhan Sir Alex Ferguson (SAF) adalah periode yang paling sukses dalam sejarah klub. Selama 26 tahun menjadi pelatih kepala, Ferguson berhasil membawa Manchester United meraih 38 trofi. Diantaranya 13 trofi liga inggris, 2 gelar Liga Champhions, dan 5 Piala FA. Pada saat kepemimpinan (SAF) seringkali berhasil mengorbitkan pemain atau mendapatkan pemain bintang yang bagus, sehingga dapat membantu permainan tim dalam meraih juara.

Sebut saja ada beberapa pemain hebat yang berhasil di datangkan Manchester United pada era SAF. Salah satunya ada Cristiano Ronaldo. Dia dibeli dari Sporting Lisbon pada musim panas 2003 dengan harga hanya 12 juta pada umur 18 tahun. Di Manchester United, Cristiano mendapatkan banyak latihan dan jam terbang oleh SAF sehingga membuatnya menjadi pemain bintang dan membantu Manchester United memperoleh banyak gelar.

Namun semenjak SAF memutuskan untuk berhenti dan pensiun dari karir kepelatihanya di Manchester United pada tahun 2013. Manchester United tidak dapat menemukan permainan terbaiknya. Mulai dari pelatih Louis Van Gaal sampai yang sekarang Eric Ten Hag. Manchester United belum bisa mendapatkan Piala Liga Inggris lagi. Prestasi terbaiknya hanya pada tahun 20162017, di bawah kepemimpinan pelatih kenamaan, Jose Mourinho. Pada tahun itu, Setan Merah berhasil meraih 2 trofi, yaitu trofi UEFA Europan League (UEL) dan trofi Community shield . Namun pada tahun itu pula, Machester United hanya mampu meraih posisi ke 6 liga Inggris.

 Beberapa tahun terakhir, sepeninggal SAF pada tahun 2013 performa Manchester United cenderung menurun dan tidak konsisten. Mereka mampu meraih kemenangan atas tim-tim kuat, tetapi juga kerap menelan kekalahan mengejutkan dari tim-tim yang lebih lemah. Ketidakkonsistenan ini terlihat jelas dalam hasil pertandingan mereka, yang seringkali diwarnai dengan penampilan yang inkonsisten dan kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor pertama yaitu Kehilangan Identitas. Setan merah kehilangan identitasnya yaitu permain yang ciamik, tiki taka, dan performa yang konsisten. Jika dibandingkan dengan permainan Manchester United yang sekarang sangatlah berbeda. Permainan sekarang cenderung memainkan bola bola pendek dari belakang, dan hanya mengandalkan serangan balik.

Faktor yang kedua adalah kekurangan kedalaman skuad. Kedalaman skuad Manchester United beberapa tahun terakhir, sangatlah kurang dan tidak seimbang. Setan merah terlalu banyak membeli pemain dengan posisi yang sama dan mengabaikan posisi yang lain. Hal ini terlihat jelas ketika ada 1 pemain yang cedera, tetapi tidak ada pelapis yang posisinya sama, sehingga harus memaksa pemain lain untuk bermain di posisi tidak aslinya.

Faktor yang ketiga adalah Strategi yang monoton. Permainan Manchester United beberapa tahun terakhir dapat dilihat cenderung memakai strategi yang sama. Yaitu serangan balik. Manchester United hanya mengandalkan permainan bola pendek dari belakang tanpa bisa mengalirkanya kedepan, sehingga opsi yang bisa hanyalah lewat serangan balik. Faktor yang terakhir adalah Ketidakstabilan pertahanan. Pertahanan Manchester United menjadi titik lemah yang paling menonjol. Tim ini seringkali kebobolan dari kesalahan individu dan kesulitan dalam menjaga konsentrasi. Hal ini menyebabkan banyaknya gol yang tercipta dari kesalahan sendiri, yang menjadi faktor utama dalam kekalahan mereka.

Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi performa manchester united menurun sejak sepeninggal SAF. Sampai sekarang belum ada pelatih yang bjsa menunbuhkan identitas permainan Manchester United seperti halnya pada zaman SAF. Kemudian ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh manajemen MU untuk kembali meraih hasil maksimal.

Solusi pertama adalah membangun kembali identitas tim. Manchester United terkenal dengan permainan menyerang dengan tiki taka dan bertahan yang baik. Untuk itu dibutuhkan manajer dan yang bisa Kembali membawa permaian Manchester United sekarang Kembali ke identitasnya. Solusi kedua adalah Memperkuat kedalaman skuat. Manchester United perlu membeli pemain atau mempromosikan pemain akademi, untuk menjadi pelapis kedalaman skuad. Solusi yang terakhir adalah memperbaiki manajemen klub. Akhir-akhir ini, semejak beberapa persen saham klub dibeli oleh Sir Jim Reciffe, Manchester United sudah mulai memperbaiki manajemen klu. Seperti mengganti beberapa staff dan tenaga kepelatihan dengan yang lebih professional. Itulah beberapa solusi yang bisa diterapkan Manchester United untuk kembali mecapai kejayaan yang hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline