Lihat ke Halaman Asli

Ketindihan, Gangguan Jin?

Diperbarui: 10 Januari 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mitos ketindihan

Salah satu gangguan tidur yang sering dialami oleh banyak orang adalah ketindihan. Ketindihan adalah kondisi di mana seseorang merasa terbangun saat tidur dan mampu melihat keadaan sekitarnya, yang sering kali menimbulkan rasa cemas. Ketika mengalami ketindihan, seseorang biasanya merasa tertekan atau terganggu dengan kehadiran sesuatu atau suara tertentu.

Terlepas dari kejadian yang dialami ketika mengalami ketindihan, banyak orang memiliki keyakinan bahwa penyebab dari kondisi ini adalah ada gangguan jin atau entitas gaib lainnya. Namun, perlu dicatat bahwa pandangan ini lebih merupakan bagian dari mitos dan kepercayaan budaya tertentu dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang meyakinkan.

Sejumlah faktor medis dan psikologis dapat berperan dalam timbulnya ketindihan, termasuk gangguan tidur seperti sleep paralysis (paralisis tidur), gangguan kecemasan, gangguan tidur terkait depresi, serta gangguan tidur lainnya. Ketindihan juga dapat terkait dengan kebiasaan tidur yang tidak tepat, seperti tidur dalam posisi tertentu yang tidak nyaman atau ketidakseimbangan dalam pola tidur yang mengganggu aliran tidur yang normal.

Jika seseorang mengalami ketindihan secara teratur dan merasa terganggu oleh kondisi ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau psikolog. Mereka dapat membantu mendiagnosis kemungkinan penyebab ketindihan dan memberikan perawatan yang sesuai, termasuk manajemen tidur dan penanganan gangguan tidur yang mungkin terkait.

Penjelasan ketindihan sebenarnya

Ketindihan, juga dikenal sebagai sleep paralysis dalam istilah medis, adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat berbicara atau bergerak saat mereka terbangun dari tidur atau ketika mereka sedang akan tidur. Ketindihan terjadi ketika ada ketidakserasian antara tahap tidur yang disebut tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) yang aktif dan tahap tidur non-REM yang lebih dalam.

Saat tidur, kita mengalami beberapa siklus tidur yang terdiri dari tahap tidur non-REM dan tahap tidur REM. Selama tahap tidur REM, aktivitas otak meningkat dan mimpi sering terjadi. Pada saat ini, tubuh kita juga mengalami "aton" tidur, yang merupakan kondisi alami di mana otot-otot tubuh kita menjadi rileks dan tidak dapat bergerak. Ini adalah mekanisme perlindungan yang mencegah kita melakukan gerakan aktif yang mungkin terjadi dalam mimpi dan melukai diri sendiri.

Namun, terkadang ketika seseorang terbangun atau mencoba untuk tidur, kesadaran kita bangun lebih cepat daripada kemampuan tubuh kita untuk melepaskan kondisi aton tidur ini.

Akibatnya, seseorang mengalami ketindihan di mana mereka terjebak dalam keadaan di antara tidur dan bangun, tidak dapat bergerak atau berbicara meskipun mereka sadar.

Ketindihan biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit, meskipun selama episode tersebut orang yang mengalaminya dapat merasa bahwa itu berlangsung lebih lama. Selama ketindihan, seseorang juga dapat mengalami sensasi seperti tekanan di dada, sesak napas, dan halusinasi yang sering kali terasa sangat nyata. Halusinasi ini bisa meliputi pengalaman melihat bayangan atau entitas aneh di sekitar mereka, dan ini sering kali menimbulkan perasaan intens takut atau ancaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline