Lihat ke Halaman Asli

Peran Guru PAI Dalam Pembentukan karakter Siswa Islami

Diperbarui: 8 Januari 2025   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Islam adalah ajaran yang membentuk kepribadian Muslim secara utuh, mencakup nilai-nilai iman, takwa, kejujuran, keadilan, kesabaran, kecerdasan, kedisiplinan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab. Melalui pendidikan agama Islam, diupayakan internalisasi nilai-nilai tersebut agar mampu menciptakan individu Muslim yang memiliki karakter unggul.

Saat ini, kehidupan manusia dipengaruhi oleh perkembangan informasi, globalisasi, demokrasi, dan hak asasi manusia, serta tantangan seperti meningkatnya jumlah penduduk dan terbatasnya sumber daya ekonomi. Situasi ini menciptakan persaingan yang ketat, termasuk di bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, yang diharapkan dapat menjawab tantangan masa depan.

Pembentukan karakter dalam sistem pendidikan mencakup proses mengintegrasikan nilai-nilai perilaku ke dalam diri siswa, yang dilakukan secara bertahap dan saling berkaitan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan. Karakter ini meliputi hubungan siswa dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, bangsa, dan negara.

Guru pendidikan agama Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Guru agama menjadi figur teladan yang ditiru oleh siswa dan memiliki tanggung jawab besar dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Dalam perannya, guru tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebaikan yang didasarkan pada ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk membentuk karakter siswa, guru pendidikan agama Islam perlu mengenal siswanya secara mendalam. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan perilaku dan pemahaman siswa sejak awal proses pembelajaran, mengetahui kemampuan serta pengalaman mereka, dan memahami konteks nyata yang dihadapi siswa. Pemahaman ini menjadi dasar dalam merancang metode dan tujuan pembelajaran.

Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar untuk merealisasikan nilai-nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pembelajaran. Guru harus mandiri dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengembangan kompetensi siswa, serta mampu bertindak secara tepat dan bijaksana sesuai kebutuhan siswa dan kondisi lingkungan.

Dalam pembelajaran, guru pendidikan agama Islam berusaha menanamkan nilai-nilai moral dan tanggung jawab, misalnya dengan memberikan motivasi kepada siswa, mengajarkan pentingnya kebersihan lingkungan, memberikan konsekuensi atas keterlambatan, serta mendorong kerjasama dan kepemimpinan dalam tugas kelompok. Guru juga memberikan teladan dalam berbagai aspek, seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, dan menjaga tingkah laku yang sopan.

Selain itu, guru berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang santai dan menyenangkan, namun tetap menanamkan karakter baik. Guru berperan sebagai figur yang dihormati dan diikuti, yang mampu memberikan contoh nyata kepada siswa, baik dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan cara ini, guru pendidikan agama Islam menjadi ujung tombak keberhasilan pembentukan karakter siswa, menciptakan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline