Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Drama Korea dalam Film Indonesia: Review Film Cinta Tak Seindah Drama Korea

Diperbarui: 8 Desember 2024   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: amazon.com

(Semarang)

Film "Cinta Tak Seindah Drama Korea" telah tayang di bioskop Indonesia per 5 Desember 2024, penulis kali ini berkesempatan untuk menikmati karya Meira Anastasia, dan Etienne Caesar.

Film ini mengisahkan kehidupan seorang perempuan bernama Dhea memperoleh kesempatan berlibur bersama dua orang temannya ke Korea Selatan dari seseorang yang berencana akan menikahinya di masa depan. Selama berkunjung di Korea Selatan, Dhea akhirnya bertemu dengan Julian, teman lama yang tiba-tiba menghilang dari kehidupannya semasa SMA. Kisah terus berlanjut yang berpusat pada tiga tokoh, yaitu Dhea, Julian, dan Bimo. Adapun dua orang teman dan seorang adik lebih berperan sebagai karakter pendukung dalam cerita.

Hal yang penulis rasakan selama menonton film di awal adalah bingung, yap benar bingung dikarenakan perpindahan waktu saat film baru saja dimulai yang berlatarkan masa dewasa, dan masa sekolah sempat mengaburkan pemahaman penulis dalam memahami latar waktu sesungguhnya dalam film. Seiring berjalannya film, pergantian latar waktu semakin berkurang dan berfokus di masa sekarang.

Kedua, komedi dalam film ini, beberapa terdengar lucu, meskipun penempatannya terkadang tidak pas ataupun garing, namun secara keseluruhan unsur komedi yang dibawa cukup bagus, terutama kehadiran adik Dhea, yaitu Sakti sangat menolong bagaimana emosi penonton bisa berubah dari suasana tegang menjadi gelak tawa.

           

Ketiga, soal konflik atau inti cerita sebenarnya cukup sederhana yaitu seorang perempuan yang diperebutkan oleh dua orang laki-laki, salah satunya memiliki rahasia kelam terhadap masa lalu orang tua perempuan, sedangkan salah seorang lainnya menghilang tanpa kabar, kemudian kembali hadir mengisi hari-harinya. Eksekusi naik-turunnya emosi juga cukup baik dalam menyampaikan konflik cerita secara perlahan, sehingga tidak terkesan buru-buru.

Keempat dan terakhir, soal musik. Penggunaan musik bernuansa drama-drama korea dan musik Indonesia dalam beberapa momen membantu penonton ikut hanyut dalam suasana ketika menonton film, namun suara musik tersebut terkadang terlalu keras untuk didengar sehingga dialog antar tokoh sedikit terganggu, meskipun tidak mengganggu film secara keseluruhan.

Overall film ini sangat bisa dinikmati bagi kalangan umur 13 tahun keatas, namun perlu diperhatikan ketika film baru berjalan kurang lebih 30 menit pertama akan merasakan sedikit kebingungan antara latar waktu sebenarnya dengan flashback dalam film. Penilaian yang bisa penulis berikan adalah 7/10. Cukup baik dan layak ditonton.

Sekian dari penulis, apabila ada opini tambahan sila tambahkan dan berdiskusi di kolom komentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline