Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Nanang

Be humble and chill

Memaksimalkan Teknologi Informasi di Tengah Pandemi

Diperbarui: 24 Juni 2020   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak pandemi menggerayangi bumi khususnya ibu pertiwi, seluruh aktivitas manusia normal luluh lantah, terhambat bahkan terhalang. Adanya gerakan #dirumah aja sebagai upaya dalam menekan angka penyebaran covid-19 dengan mengalihkan seluruh aktivitas dilaksanakan #dirumahaja. Mungkin bagi sebagian orang tidak menjadi persoalan jika aktivitasnya dialihkan #dirumahaja, misalahnya #workfromhome.

Namun, untuk sebagian orang lainnya, ini menjadi polemik yang meresahkan. Misalnya, para pedagang di pasar atau para petani yang tidak mungkin bercocok tanam di dalam rumah. 

Aktivitas belajar mengajar juga dialihkan #dirumahaja dengan memanfaatkan berbagai macam media komunikasi dan informasi. Sekali lagi, hal ini menjadi polemik dikalangan pelajar dan mahasiswa, kenapa ? Pertama, tidak semua pelajar maupun mahasiswa memiliki fasilitas yang memadai untuk mengikuti sistem belajar e-daring. Kedua, tidak tersampaikannya materi dengan baik. 

Seolah-olah aktivitas belajar mengajar e-daring sebatas menunaikan kewajiban. Maksimal atau tidak materi yang diterima tidak lagi menjadi perhatian utama. Ketiga, pengeluaran yang membengkak akibat penggunaan kuota internet yang meningkat dibanding hari-hari biasanya. Tiga hal tersebut merupakan keresahan bagi teman-teman pelajar maupun mahasiswa.

 Belum lagi yang disebabkan akses jaringan internet yang sulit didapatkan, biasanya ini terjadi kepada teman-teman yang berada di daerah pedesaan. Melihat situasi dan kondisi yang demikian, perlu adanya terobosan-terobosan dalam dunia pendidikan. Mengingat perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung. Apabila tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka kita akan kalah dan tergerus oleh teknologi. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara implisit bahwa kita khususnya rakyat Indonesia masih kelabakan dalam menghadapi pandemi dan masih belum mampu memaksimalkan perkembangan teknologi. 

Kita masih terbelenggu pada kebiasaan-kebiasaan lama yang sifatnya konvensional. Jika begini terus, dapat dipastikan kita benar-benar belum siap memasuki era revolusi industri 4.0. 

Disisi lain, banyak juga pihak yang berhasil memaksimalkan media teknologi dan informasi di era pandemi ini. Jika diperhatikan secara seksama, akun-akun atau website-website ditatanan pemerintahan kini jauh lebih aktif dan update. 

Memberikan informasi terupdate dan himbauan-himbauan kepada masyarakat melalui media online. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya para pejabat publik memahami bahwa memaksimalkan media informasi disituasi sulit seperti adalah solusi terbaik. 

Selain pejabat publik, sebagian muda-mudi dari generasi milenial juga berhasil memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di masa krisis seperti ini. Mereka yang kesehariannya bergelut dan berselancar di di dunia maya dapat memahami kebutuhan pasar. Sehingga dengan kreativitasnya dapat meraup keuntungan disaat kebanyakan orang mengalami keterpurukan ekonomi. 

Contohnya, para konten kreator dan influencer berhasil memanfaatkan media informasi dan meraup keuntungan. Mereka tidak hanya menjadikan media informasi sebagai lahan kerja, tapi juga menjadikannya sebagai lahan edukasi terhadap para penontonya yang merupakan usaha dalam membantu pemerintah menekan tingkat penyebaran covid-19. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline