Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Sebuah Pesan Misterius

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ramai-ramai fraksi demokrat  walk out berjamaah dari sidang paripurna yang  membahas Pilkada Langsung membuat Presiden  SBY yang sedang dalam kunjungan kenegaraan di luar negeri kebakaran jenggot. Ada banyak spekulasi sinis mengatakan bahwa instruksi SBY lewat handphone  untuk all out pada akhirnya berubah menjadi  walk out. Usut punya usut, kata sumber yang tidak bisa dipercaya - ternyatasalah satu anggota demokrat yang ditelepon telinganya sedang punya masalah akut.

Ada juga cerita, pada saat ditelepon jaringan sibuk. Lewat sms, SBY meneruskan dengan sebuah pesan; "nanti kita sambung lewat wa,  bro..!" Ajaibnya, anggota demokrat yang di sms SBY tidak bisa membedakan wa -nya whatsapp dan wo-nya walk out terlanjur  menyampaikan pesan Ketua Pembina Demokrat ke para sejawatnya. Nasi sudah menjadi bubur. Keputusan sudah bulat dan diketuk oleh pimpinan sidang.

Para anggota partai Demokrat lalu saling bersitegang. Syarif Hasan mendamprat Nurhayati Ali Assegaf. Ruhut Sitompul  diledekin Max Sopacua. Ini bermula dari sebuah pesan misterius yang belum terungkap kecuali setelah semuanya harus terjadi.

Ada sebuah kisah tentang sebuah pesan misterius.

Ada seorang ayah yang di akhir hidupnya sempat berwasiat kepada kedua anaknya. Pesannya sangat sederhana. Sebelum ia meninggal, Bapak itu meninggalkan sebuah pesan:

"Anakku.. saya punya dua permintaan.

Pertama, jagalah kulitmu dari teriknya sinar matahari.

Kedua, janganlah kamu menagih hutangmu kepada rekan kerjamu."

Akhirnya, bapak itu meninggal beberapa saat setelah menyampaikan pesan terakhirnya.Di  hadapan jenazah ayahnya, kedua anak itu dengan disaksikan oleh ibundanya berjanji untuk melaksanakan pesan terakhirnya dengan sepenuh hati.

Dua tahun kemudian...

Kedua anak almarhum mengalami perbedaan nasib yang berbeda, anak yang  satu hidupnya susah. Ekonominya berantakan. Anak yang satunya hidup berkecukupan. Ekonominya lumayan berlimpah harta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline