Lihat ke Halaman Asli

Alasan Dibalik Universitas Islam Negeri Jakarta sebagai Pilihan Diri Sendiri

Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Muhammas Nadhiel Alisyan, Mahasiswa semester 1 Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta.

Alumni  Pondok Pesantren Al-Qur'aniyyah tanggerang selatan pondok aren.

           Alasan saya mengambil judul ini menurut saya ini sangat berkaitan dengan ke haluan saya sendiri karena sudah memilih kampus yang saya sama sekali tidak inginkan, kenapa karena UIN Jakarta itu di kelaurga saya menjadi turun menurun dari mulai bapak saya lalu ke kakak saya yang pertama dan sampai kakak saya yang ketiga, semuanya lulusan Universitas Islam Negeri Jakarta. Dari mulai saya duduk di bangku SMA kelas 4 sama sekali belum ada pikiran untuk kuliah dan akhirnya saya hanya memikirkan sekolah belum ada pikiran untuk milih kuliah atau milih jurusan. Seiring jalannya waktu sampe naik kelas 5 mulai sudah ada seminar dari organisasi luar yang saya pikir bahwa kuliah itu adalah lanjutan dari sekolah menengah atas.

            Di pertengahan kelas 5 di bulan Januari 2023 saya dan angakatan sekolah mengadakan yang namanya goes to campus (GTC) yang dimana namanya itu mendatangi kampus yang PTN tertinggi di Indonesia yang pertama datangi itu adalah UNNES (Univeristas di Semarang) disana saya sama sekali tidak ada minatan untuk kuliah di semarang, Kenapa saya juga tidak tahu alasannya kenapa. Mungkin saya tidak mau jadi anak semarang hehe... seiring jalan nya hari di semarang lalu saya pindah lagi ke kampus Universitas di ponogoro (UNDIP) mungkin UNDIP banyak sekali cabang-cabang di daerah jawa yang saya datangi itu mungkin bukan cabang yang bener bener kampus undip karena itu saya tidak  ada minatan untuk kuliah disana. Kenapa karena yang saya datangi bukan cabang pertama di UNDIP saya gatau yang datangkan bener bener kampus atau tidak karena saya hanya mengikuti rangkaian tersebut. Singkat cerita lalu saya pergi ke malang untuk datang ke kampus Universitas brawijaya (UB) itu mungkin pilihan saya ke kedua untuk kuliah disana, karena saya hanya cinta sama Universitas Gadjah Mada (UGM). Lalu selesai lah rangkain GTC tersebut selama 5 hari dikampung orang.

 Lalu saya naik kelas 6, disitulah saya mulai membenerkan nilai yang jelek dari kelas 4 sampai kelas 5 saya mulai sungguh untuk mendapatkan kampus impian saya yaitu UGM karena yang saya inginkan itu jurusan yang tidak susah karena banyak perminatan di jurusan tersebut apa sih yang saya sukai di UGM itu karena tempatnya itu di Yogyakarta tempat yang damai,nyaman,tentram,dan mungkin makanannya murah-murah. Yang saya inginkan yaitu adalah jurusan hukum prodi hukum negara. Sampai datanglah waktu SNBP 2024 alhamdulillah saya mendapatkan siswa eligible di peringkat yaitu 11 dan saya mengikuti SNBP tersebut disitu saya milih pilihan 1 adalah UGM prodi hukum dan pilihan 2 adalah UIN Jakarta prodi  psikolgi. Dan sampailah waktu pengumuman qodarullah saya belum lolos di SNBP tersebut, lalu saya mengikuti juga SNBT dan SPANPTKIN di dua tersebut juga belum lolos gatau kenapa belum mendapatkan rezeki di tiga tersebut. Lalu saya mengikuti jalur terakhir di UIN Jakarta yaitu  jalur mandiri reguler disiti ada pilihannya dua saya memilih piliihan PAI dan Ilmu Al-Qur'an dan hadist dan saya mengikuti ujian offline pada tanggal 8 juni 2024 pada jam 10.20 alhamdulillah saya bisa mengerjekannya dengan baik dan serius sampailah di ujung pengumuman Ujian mandiri reguler uin pada tanggal 29 juni 2024 disitulah saya keterima dan menjadi bagian kelaurga UIN Jakarta dan mendapatkan prodi Pendidikan Agama Islam alhdamdulillah.

           Walaupun bukan kampus imipian saya namun kembali Allah SWT yang memberikan rezeki umatnya yang berbeda-beda. Yang saya mau adalah kampus UGM tapi Allah SWT mungkin punya jalan sendiri untuk masa depan saya. Kita punya keinginan, Tapi Allah punya aturan. Kita punya harapan, tapi dunia hanya kenyataan.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline