Part sebelumnya klik disini
"Alexa, siapa nama wanita itu?" tanya Richard datar.
"Lauren. Lauren Stephanie, tuan"
Lauren mengerutkan dahi. Ia bingung mengapa Richard menanyakan namanya? Apakah Richard akan menuntutnya di pengadilan? Detak jantungnya tak karuan saat ia melihat tatapan laki-laki itu. Tatapan itu terlihat menakutkan yang membuat tubuhnya mengigil padahal cuaca hari ini begitu cerah. Entah kenapa ia merasa takut dan khawatir, apa yang dipikirkannya akan terjadi.
Richard berlalu meninggalkannya. Ia tahu bahwa kejadian itu tidak sengaja. Bagaimana mungkin, Lauren sengaja melakukan jika ikut jatuh bersama dengan laki-laki itu. Secara logika tidak masuk akal, bukan?
Alexa menyuruh Lauren keluar sebelum tindakan tegas ia lakukan. Lauren melangkah keluar sambil menundukkan kepala. Ya Tuhan! Serumit inikah hidup Lauren.
Sial! Sial! Kenapa bisa terjadi? Apa yang harus kulakukan. Gumannya lirih.
Lauren terus melangkah. Entah kemana tujuan ia berjalan, mencari pekerjaan untuk mengumpulkan sepersen demi sepersen. Ia harus bisa! Pasti bisa! Hanya butuh perngorbanan dan perjuangan. Hidup Lauren sepenuhnya hanya untuk ibunya.
Lauren berhenti melangkah dan menatap sebuah gedung berdinding kaca. Pada papan nama yang tergantung diatas pintu yang bertulisan Waterfront Cokctail Bar Circular Quay. Lauren berharap ia bisa diterima kerja disini. Lauren melangkah masuk ke dalam gedung dan berhenti di depan meja repsesionis.
"Ada yang bisa saya bantu?" seorang wanita tersenyum dibalik meja repsesionis.
"Apakah ada lowongan pekerjaan" Lauren membalas senyum. "Saya butuh pekerjaan."