Lihat ke Halaman Asli

muhammad maulidan

Mahasiswa Hubungan Internasional

Ketergantungan Kalimantan Timur terhadap Batu Bara sebagai Pendorong Ekonomi Indonesia

Diperbarui: 5 Juli 2020   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kalimantan timur, memang salah satu Provinsi yang dikenal akan kekayaan Alamnya, dan juga salah satu Provinsi yang dikenal sebagai 'Paru Paru Dunia' ini membuktikan dikarenakan hutan belantara sangat tumbuh subur di tanah Kalimantan ini, Namun. Tahukah kalian bahwasanya Kalimantan Timur memiliki segudang sumber daya alam yang sangat melimpah hingga mampu menopang perekonomian Indonesia ditingkat Internasional ?

Benar, Kalimantan Timur memiliki sumber daya alam energi fosil, yaitu Batu Bara, Emas Hitam yang menjadi salah satu energi bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik, dan kegunaan perusahaan industr selalu menjadi Primadona di Kalimantan Timur. Karena predikat Primadona, Emas hitam ini selalu dikeruk setiap waktunya dikarenakan Batu Bara terbukti mampu menghasilkan energi yang sangat besar dan berguna bagi kehidupan bermasyarakat.

Untuk di Indonesia sendiri, Batu Bara dapat ditemukan di daerah cekungan Tersier, atau dapat disebutkan di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Namun, dalam artikel kali ini kita akan membahas Emas Hitam yang ada di Kalimantan Timur, dan seberapa besarnya bagi Indonesia dalam pasar Internasional ?

Perlu diketahui, bahwasanya Kalimantan Timur memiliki raksasa perusahaan Tambang Batubara Terbesar di Indonesia bahkan dua diantaranya terbesar di dunia ! Berikut adalah urutan raksasa Perusahaan Tambang Batu Bara yang ada di Kalimantan Timur :

  • PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
  • PT. Berau Coal
  • PT. Kideco Jaya Agung
  • PT. Adaro Indonesia Tbk.
  • PT. Kaltim Prima Coal

 Dari kelima tambang raksasa emas hitam tersebut terdapat keduanya yang memiliki predikat dengan terbesar dan terbanyak produksinya didunia yaitu Adaro Indonesia yang memproduksi batu bara 55.3 juta ton per tahun pada tahun 2014, dan Kaltim Prima Coal yang memproduksi 45.5 juta ton per tahun pada tahun 2013. Masing -- masing raksasa Emas Hitam ini juga memiliki pasar Internasionalnya sendiri Seperti :

  • Kaltim Prima Coal sendiri memiliki pembeli batu bara dari India sebesar 20,5%, China 15%, Jepang 9,5%, Filipina 5,6% dan sisanya dari negara lain seperti Malaysia, Taiwan, Thailand, Korea, Italia, Brunei Darussalam, dan juga Pakistan[iii]
  •  
  • Adaro Indonesia Menjual Batubaranya ke Jepang, China, Eropa, dan beberapa negara Asia Tenggara
  •  
  • Kideco Jaya Agung juga memasok Batu Baranya ke Negara -- negara China, Jepang, dan Hongkong

Melihat dari data tersebut kita bisa mengetahui bahwasanya Emas Hitam yang ada dikalimantan ini memiliki jangkauan serta pelanggan dari pasar Internsionalnya, ini dibuktikan dengan pembeli Batu Bara dari Kalimantan Timur ini justru dari negara negara yang dikenal maju seperti China, Jepang, Hongkong, Korea dan beberapa negara negara di Benua Eropa. Namun, sadarkah kalian bahwasanya dengan besaranya Raksasa Perusahaan Tambang Batu Bara ini dan banyaknya Pelanggan dari berbagai negara justru menimbulkan suatu ketergantungan Ekonomi ? Mari kita bahas bersama sama.

 Batu Bara memiliki kedudukan yang sangat penting dalam perekonomian nasional Indonesia, dimana sebagai pemasok Emas Hitam di pasar internasional, Indonesia menjadi negara terbsear kedua dengan posisi pertama yang ditempati oleh Australia yang menjadi negara pemasok Batu Bara terbesar didunia. Australia dan Indonesia kini sama sama menduduki sebagai eksportir bersih (net exporter) utama dari energi fosil Batu Bara dunia, dengan memiliki porsi ekspor masing masing sebesar 249,4 juta ton dari Australia, dan 220,3 juta ton untuk Indonesia. Disamping itu, Batu Bara juga menjadi sumber utama dari energi primer dari Indonesia setelah minyak bumi, dimana Batu Bara menyumbang 46% dan Minyak Bumi sebesar 21%. Dengan angka sebesar itu, maka dapat dikatakan batu bara menjadi sumber devisa utama negara, dimana berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Bahwasanya mesin penghasil devisa RI terbanyak yaitu Batu Bara sekitar U$ 21,07 miliar dan ini menyimpulkan bahwasanya Batu Bara telah menjadi dan masih menjadi "Nadi" dari pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Namun, besarnya angka tersebut selalu menimbulkan suatu pertanyaan, apakah Indonesia sangat candu terhadap ekspor Batu Bara ? bisa dibayangkan betapa ketergantungannya Indonesia terhadap Emas Hitam ini ?, timbul suatu tanda tanya bagi penulis dan pembaca sekalian, bagaimana jika cadangan Batu Bara di Kalimantan mulai menipis dan Habis ? Memang tidak bisa dipungkiri, bahwasanya cadangan batu bara di Kalimantan Timur masih sangat melimpah, terhitung dari data Kementerian ESDM yang dilansir oleh databooks, bahwasanya cadangan Batu Bara di Kalimantan Timur masih sekitar 48.180 Juta Ton. Mungkin penulis memberikan spekulasi bahwasanya Indonesia masih dalam posisi ternyamanya dimana cadangan masih banyak, mulai produksi, ekspor ke negara langganan seperti China,India dan Jepang dan terakhir mendapatkan devisa yang besar dan ekonomi negara akan tumbuh dengan baik. Hal ini juga dapat diperkuat dimana daerah Kalimantan Timur sendiri perekonomiannya pada kuartal pertama tahun 2020 tumbuh 1,27%. Dari sini, penulis mengasumsikan bahwasnya benar, Emas Hitam ini akan selalu menjadi senjata utama Kalimantan Timur dan Indonesia, dan akan tetap selalu bergantung, dan tidak akan berpaling ke hal apapun Karena Raksasa Perusahaan Batu Bara di Kalimantan Timur akan selalu ekspor besar besaran ke negara pembeli karena dengan hal ini, mampu menjadi senjata utama stablitias ekonomi dan mempertahankan pasar global




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline