Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Maulana Akbar

Terimakasih untuk satu nama yang pernah aku jadikan password -LordF

Teknologi 4.0

Diperbarui: 27 April 2021   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Teknologi merupakan inovasi untuk memajukan hasil pertanian, di Indonesia  ingin menerapkan teknologi pertanian 4.0 yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotic dan sensor. Semua itu dilakukan agar pertanian di Indonesia memiliki daya saing yang cukup bersaing di pasar global. Hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia sangat mampu bersaing dengan negara negara lain.

Sama dengan pertanyaan kita kali ini yaitu mampukah pertanian kita bersaing di pasar global? Mengingat banyak sekali pesaing dari negara lain. Contoh saja di asean kita masih saja mengimpor beras dari negara negara lain. Bagaimana kita mampu bersaing dengan negara lain, secara dalam ketahanan pangan kita masih saja kurang. Untuk itu pemerintah sedang mengupayakan program ini.

Seperti Internet of things yang membahas tentang internet menjadi salah satu sarana kita untuk memajukan pertanian. Melalui informasi informasi pertanian di berbagai negara misalnya hal ini bisa menjadikan referensi untuk pertanian di Indonesia. Seperti bagaimana cara mengolah tanaman holtikultura di jepang, tanaman pangan di Thailand dan masih banyak contoh lainnya.

Menurut saya pertanian 4.0 sangat bagus program untuk memajukan pertanian di Indonesia. Terlebih apabila kita bisa swasembada pangan seperti era presiden Soeharto jaman dulu. Yang dimana para petani bisa menghasilkan panen beras besar besaran. Sehingga para warga negara Indonesia pada saat itu tidak terlalu memikirkan bagaimana kita impor beras, impor buah, dan lain lain.

Teknologi ini mungkin bagi petani adalah hal yang baru, mengingat rata rata pendidikan para petani masih rendah. Mungkin sulit untuk menerima informasi yang tidak biasanya dilakukan petani. Karena petani bekerja berdasarkan pengalaman yaitu ilmu turun menurun dari para leluhurnya. Itulah mengapa para penyuluh pertanian sulit untuk memberikan informasi yang lebih mudah agar bisa di terima oleh para petani.

Presiden kita saat ini Pak Jokowi, sudah memberikan kebijakan terkait teknologi 4.0 agar bisa diterima oleh masyarakat. Ini ditujukan agar pertanian kita lebih efisien, lebih banyak hasil pertanian dan meningkatkan perekonomian petani. Kementan juga sudah memberikan beberapa bentuan seperti bagaimana penggunaan pupuk pestisida, pembuatan saluran irigasi dan masih banyak lainnya.

Inovasi yang selanjutnya yaitu mesin cerdas. Mesin cerdas ditujukan untuk para petani agar bisa memudahkan saat memanen hasil pertanian. Ini merupakan cara untuk meningkatkan hasil produksi agar bisa membuat daya saing dengan negara lain untuk memasarkan hasil panen. Adapula yaitu inovasi bisnis seperti smart farming (pertanian pintar), pertanian vertical dan pertanian presisi yang seperti dikatakan Kementan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju lagi dan lebih berkembang lagi. Mungkin ini beberapa rancangan kementan untuk mengambil hati para petani agar dapat menerima teknologi pertanian 4.0.

Teruntuk pada bidang teknologi seperti aplikasi kementan sedang mengupayakan sarana aplikasi yang bernama Sapa Mektan. Aplikasi ini berbasis web untuk melihat hasil tani di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga dapat dipantau bagaimana perkembangan pertanian di negara Indonesia. Para petani tidak perlu khawatir tentang ini, ini sangat membantu apabila ada penurunan hasil pertanian dan langsung bisa ditindak lanjuti oleh para jajaran pemerintah di pertanian.

Yak berikut merupakan masih sebagian kecil program pemerintah untuk mengupayakan penerimaan teknologi 4.0 bagi petani. Sejujurnya Indonesia tidak kekurangan orang pintar melainkan kekurangan orang jujur. Jadi yang ditakutkan yaitu ada penggelapan dana dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab di dalam  kepemerintahan Indonesia saat ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline