Lihat ke Halaman Asli

Pewarnaan Batik di SDN Baturan dengan Sifat Asam Basa

Diperbarui: 16 Juni 2024   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pada hari Kamis, 30 Mei 2024 (30/5/2024), SDN Baturan dipenuhi dengan semangat dan antusiasme siswa kelas 5 dalam mengikuti pembelajaran kreatif tentang pewarnaan batik. Tidak seperti hari-hari biasanya, kegiatan kali ini tidak hanya tentang seni tradisional yang kaya, tetapi juga melibatkan konsep sains yang menarik: sifat-sifat asam dan basa.

Pembelajaran ini dipandu oleh guru pendamping dari Kampus Mengajar, Ahmad Mafaza. Dengan persiapan alat dan bahan seperti kunyit bubuk, deterjen, cuka, piring, cotton bud, sendok plastik, kapas, dan kertas motif batik, siswa-siswa siap memulai petualangan baru mereka dalam dunia batik yang penuh warna.

Setiap langkah dalam proses pembuatan batik tidak hanya melibatkan seni dan keterampilan, tetapi juga ilmu pengetahuan yang mendalam. Kunyit bubuk yang telah dipersiapkan bukan hanya sebagai pewarna alami yang tradisional, tetapi juga sebagai pembuka wacana tentang sifat-sifat kimia dasar. Siswa belajar bagaimana kunyit bereaksi dengan bahan basa seperti deterjen, menghasilkan perubahan warna yang menakjubkan pada kain mereka. Dengan menggunakan kapas dan cotton bud, mereka dengan teliti menerapkan warna kunyit pada kertas motif batik, menciptakan pola yang indah dan simetris.

Tak hanya itu, penggunaan deterjen sebagai bahan basa juga memberikan pengalaman yang berharga. Siswa menyadari bagaimana perubahan pH dapat mempengaruhi warna dan tekstur batik yang sedang mereka ciptakan. Percobaan ini bukan hanya tentang menciptakan hasil akhir yang menakjubkan, tetapi juga tentang memahami interaksi kompleks antara bahan-bahan yang sudah disiapkan dengan kertas motif batik.

Sementara siswa-siswa menyelesaikan karya mereka dengan bangga, Ahmad Mafaza menjelaskan bahwa pembelajaran ini lebih dari sekadar menciptakan batik yang cantik. Ini adalah tentang menghubungkan seni tradisional dengan ilmu pengetahuan modern, menginspirasi generasi muda untuk menggali lebih dalam tentang budaya lokal sambil memperluas pengetahuan mereka tentang sains.

Kegiatan hari ini tidak hanya meninggalkan jejak kreativitas di kelas, tetapi juga menanamkan rasa kebanggaan dan penghargaan yang mendalam terhadap warisan budaya Indonesia. Bagi siswa-siswa SDN Baturan, pewarnaan batik dengan sifat asam basa telah menjadi perjalanan belajar yang tak terlupakan, mengantar mereka pada penemuan baru dan pengalaman yang memperkaya.

Sebagai penutup, Ahmad Mafaza berharap bahwa kegiatan semacam ini akan terus diadopsi di sekolah-sekolah sebagai bentuk integrasi yang harmonis antara seni, budaya, dan sains. Dengan demikian, kita tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang kita, tetapi juga memberikan fondasi yang kokoh bagi masa depan generasi penerus bangsa dalam menjelajahi dunia pengetahuan yang luas dan beragam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline