Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Luki Darmawan

Muhammad Luki Darmawan

Komunikasi Asertif atau Komunikasi Islam

Diperbarui: 17 Januari 2022   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LATAR BELAKANG


Komunikasi asertif didefinisikan sebagai "kemampuan untuk berbicara dan berinteraksi
dengan cara yang mempertimbangkan dan menghormati hak dan pendapat orang lain sambil juga
membela hak, kebutuhan, dan batasan pribadi Anda" (Pipas & Jaradat, 2010, hlm. 649) .

Ketegasan
adalah cara yang efektif dan nonkonfrontatif untuk mengekspresikan ketidaksetujuan seseorang
dengan situasi atau konsep tertentu.


Dari ayat-ayat Al-Qur'an dan berbagai hadits dapat disimpulkan bahwa yang disebut
perilaku asertif dalam ajaran Islam adalah sikap penuh keteguhan dalam menjaga segala
sesuatunya mutlak dan nyata serta menanamkan emosi positif dan negatif sesuai dengan agama.
Secara keseluruhan, sementara komunikasi asertif terjadi dalam berbagai bentuk dan situasi,
umumnya melibatkan pencapaian tujuan seseorang tanpa menciptakan adegan yang tidak
menyenangkan atau membahayakan hubungan (Nurul Hikmah, 2020).


Pipas dan Jaradat (2010) lebih lanjut mencatat bahwa komunikator yang asertif dapat
berbicara untuk hak-hak mereka (atau hak orang lain) secara jujur dan elegan, sehingga konflik
antarpribadi berkurang dan rasa hormat terhadap orang lain tetap terjaga. Ketegasan mungkin
melibatkan penolakan tuntutan ("Tidak, saya tidak akan meminjamkan uang lagi"); memulai,
melanjutkan, atau mengakhiri percakapan ("Saya ingin mendiskusikan kompensasi saya dengan
Anda"); meminta bantuan ("Maukah Anda membantu saya mengganti ban saya?"); dan perasaan
positif dan negatif ("Perasaan saya sakit ketika Anda berbicara kepada saya seperti itu"; Pipas &
Jaradat, 2010).


PEMBAHASAN


9 Ciri-ciri Gaya Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif melibatkan berbagai kualitas verbal dan nonverbal. Berikut adalah
sembilan contoh dari Pipas dan Jaradat (2010) dan Bishop (2013):


1. Kontak mata langsung menunjukkan bahwa pembicara kuat dan tidak terintimidasi.

2. Sikap tegas atau postur dengan keseimbangan yang tepat antara kekuatan dan santai.

Misalnya, berdiri kaku mungkin terlihat agresif; sedangkan, membungkuk mungkin
dianggap lemah.

3. Nada suara, Suara yang kuat menunjukkan ketegasan, tetapi meninggikan suara
menunjukkan agresi dan kemungkinan besar akan dibalas dengan kemarahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline