Lihat ke Halaman Asli

muhammad kholilullah

Anak muda yang masih terus belajar, hobi ngeteh sembari mengamati hiruk pikuk masyarakat desa.

Sebegitu Langit

Diperbarui: 27 Mei 2022   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan apa kau lunasi pagi, yang setia menyajikan cericit burung-burung dan gemericik kehidupan pada kolam nila.

Pada lanscape kecil depan rumahmu, Pada angin senja yang menuntunmu, menepi tinggalkan riuh-jenuh perhelatan nyeri.

Detik-detik terus saja menuntunmu, menjauh dari riak sungai yang kemarin menderas di sela jemari.

Saat itu, kanvas dan palet hampir jadi piatu, karena keinginan seringkali memenjarakan kewarasan dibalik kantong-kantongmu.

Lantas begitu lautkah kau terbenam, dalam dekapan microskop cahaya. Atau sebegitu rabunkah kau dihadapan kondensor yang perlahan buram.

Sebegitu suramkah nyanyian esok, di kerongkongan batin yang dahaga, kemudian pasrah menuju ajal pada kebisuan alas lempeng besi dan martil.

Harus sebegitu langitkah pendakianmu, ke lereng mendung, lancip gerimis dan awan kelam. Hingga di puncak desahmu kau percaya, bahwa kuyup jiwa tak selalu soal air mata.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline