Pendekatan Culturally Responsive Teaching merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya persamaan hak setiap peserta didik untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik. Maka dengan demikian peserta didik yang merasa dirinya berasal dari budaya minoritas memiliki hak yang sama dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Melalui pendekatan pembelajaran ini membuat peserta didik juga menjadi lebih memahami budayanya sendiri serta menghargai budaya orang lain.
Pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat terjadi apabila peserta didik memiliki rasa saling menghormati terhadap latar belakang dan keadaan tanpa memandang status individu dan kekuasaan, dan apabila ada perencanaan pembelajaran yang meliputi berbagai kebutuhan, kepentingan, dan orientasi di ruang kelas. Gay (2000) mengemukakan bahwa Culturally Responsive Teaching merupakan cara menggunakan pengetahuan budaya, pengalaman, dan gaya kinerja peserta didik yang beragam untuk dapat menimbulkan pengalaman belajar yang bermakna. Gay (2000) yang merupakan penggagas konsep culturally responsive/relevant pedagogy, mengemukakan prinsip dasar Culturally Responsive Teaching yaitu terwujudnya kemitraan antara pendidik dan peserta didik dalam mencapai pembelajaran yang lebih baik.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya mementingkan prestasi akademik, namun juga mempertahankan identitas budaya peserta didik. Uraian tersebut menegaskan bahwa Culturally Responsive Teaching merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budaya peserta didik. Penekanan pada budaya peserta didik dan komunitas tidak hanya dijadikan sebagai upaya mendekatkan peserta didik dengan konteks pembelajarannya, tetapi diharapkan dapat menjembatani munculnya kesadaran peserta didik terhadap identitas budayanya.
Dalam mengimplementasikan langkah-langkah kegiatan Culturally Responsive Teaching diperlukan adanya kerjasama antara guru dan peserta didik, Penerapan Culturally Responsive Teaching yang dikemukakan alir oleh Yuli Rahmawati, (2017).
- Guru melakukan apersepsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan diajarkan (identifikasi diri).
- Guru membuat kelompok dengan latar belakang peserta didik yang berbeda (identifikasi diri).
- Guru menyampaikan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks budaya peserta didik (pemahaman budaya).
- Guru memberikan contoh aplikasi materi pembelajaran secara nyata yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui cerita (pemahaman budaya).
- Melakukan tanya jawab untuk mengkonstruksi pengetahuan peserta didik berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki oleh peserta didik (kolaborasi).
- Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, misalnya dengan menjawab soal dan menuliskannya di papan tulis (kolaborasi).
- Membuat projek kelompok yang berasal dari tugas yang diberikan oleh guru (berpikir kritis).
- Mempresentasikan hasil projek di depan kelas berlandaskan latar budaya kelompoknya masing-masing (konstruksi transformatif).
Karakteristik pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching yang dikemukakan oleh Gay (2000:29) dalam proses pembelajaran pendekatan ini akan melibatkan pertimbangan dari lingkungan kelas. Dalam rangka memfasilitasi gaya belajar yang berbeda-beda dapat diuraikan menjadi lima hal.
- Mengakui adanya warisan budaya dari berbagai kelompok etnik yang berbeda, baik sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik, pendekatan untuk belajar, serta konten untuk diajarkan sesuai dengan kurikulum formal.
- Membangun hubungan yang bermakna antara pengalaman yang peserta didik temui di rumah dengan pengajaran akademik di sekolah.
- Menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang terhubung dengan berbagai gaya belajar yang berbeda pada setiap peserta didik. Mengajarkan peserta didik untuk mengetahui dan mencintai warisan budaya mereka sendiri serta menghargai budaya orang lain.
- Menggabungkan informasi multikultural, sumber daya, serta keterampilan yang selalu untuk diajarkan di sekolah.
Pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching ini merupakan suatu cara komprehensif untuk membekali guru dalam mengajar peserta didik di lingkungan yang berlatar belakang budaya yang berbeda-beda serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan tanggap budaya seorang guru dalam setiap muatan pembelajaran mengupayakan terhadap lingkungan pembelajarannya. Diharapkan setelah merapakan pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching siswa dapat mengalami keberhasilan akademik, mengembangkan kompetensi kultural, dan mengembangkan kesadaran kritis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H