Di setiap sekolah, toilet sering kali menjadi indikator kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Sayangnya, banyak ditemukan toilet yang kotor, tidak terawat, dan jauh dari standar higienitas. Padahal, menjaga toilet tetap bersih bukan hanya soal estetika, tetapi juga kesehatan fisik dan mental siswa. Saya percaya bahwa kebersihan toilet harus menjadi bagian integral dari pendidikan karakter di sekolah. Salah satu pendekatan yang relevan adalah menggunakan nilai universal, seperti doktrin "kebersihan sebagian dari iman."
Toilet yang bersih memberikan rasa nyaman dan aman bagi siswa. Sebaliknya, toilet yang kotor dapat menjadi sumber stres, ketidaknyamanan, dan bahkan penyakit. Anak-anak sering kali enggan menggunakan toilet yang tidak bersih, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kemih atau dehidrasi akibat menahan buang air. Hal ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga dapat berdampak pada konsentrasi belajar dan kesejahteraan emosional siswa.
Dalam banyak budaya dan agama, kebersihan memiliki dimensi spiritual. Dalam Islam, misalnya, doktrin "kebersihan sebagian dari iman" mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab sosial. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menanamkan kesadaran kepada siswa bahwa menjaga toilet bersih bukan hanya tugas penjaga sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama yang mencerminkan integritas pribadi dan penghormatan terhadap orang lain.
Strategi menanamkan kesadaran siswa dapat dilakukan dengan pendidikan karakter melalui program sekolah. Sekolah dapat mengintegrasikan kebersihan ke dalam kurikulum pendidikan karakter, misalnya mengadakan diskusi kelas tentang pentingnya kebersihan, dampaknya terhadap kesehatan, dan kaitannya dengan nilai-nilai moral. Guru juga dapat memberikan contoh nyata, seperti mengajak siswa membersihkan toilet secara bergiliran sebagai bagian dari tanggung jawab sosial.
Pada dasarnya, pihak pengelola sekolah mesti menciptakan lingkungan yang mendukung untuk membudayakan kebersihan. Toilet sekolah harus dirancang agar nyaman, dengan fasilitas yang memadai seperti sabun, tisu, dan air bersih. Hal ini mendorong siswa untuk menjaga kebersihan. Poster-poster edukatif yang menarik dapat ditempatkan di sekitar toilet untuk mengingatkan siswa akan pentingnya kebersihan. Hal terpenting dalam proses penciptaan lingkungan bersih adalah memberikan apresiasi. Penghargaan dapat diberikan kepada kelas atau kelompok siswa yang aktif menjaga kebersihan toilet. Program seperti "Toilet Terbersih" dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi.
Kesadaran menjaga serta membudayakan hidup bersih dari toilet yang bersih, perlu melibatkan orang tua. Kesadaran tentang kebersihan dimulai dari rumah, bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan nilai kebersihan diajarkan sejak dini dan diterapkan secara konsisten. Mengajarkan siswa untuk menjaga kebersihan toilet bukan hanya tentang menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik, tetapi juga membangun karakter yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan. Anak-anak yang diajarkan nilai kebersihan akan tumbuh menjadi individu yang menghormati kebersihan di ruang publik, membawa dampak positif bagi masyarakat.
Kebersihan bukan hanya tugas fisik, tetapi juga refleksi dari nilai moral dan spiritual. Dengan menanamkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga toilet bersih melalui doktrin "kebersihan sebagian dari iman," sekolah tidak hanya menciptakan lingkungan yang sehat tetapi juga membentuk generasi muda yang bertanggung jawab. Langkah kecil ini, jika dilakukan dengan konsisten, akan membawa dampak besar dalam menciptakan budaya kebersihan di masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H