Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMAD KHADRY

Pengajar I Politeknik Pariwisata Medan

Antara Teknologi dan Kreativitas: Tantangan Dosen dalam Mengajar Mahasiswa Generasi Z

Diperbarui: 18 September 2023   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Menjadi dosen masa kini, memang memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangannya adalah menghadapi mahasiswa generasi Z yang pastinya jarak usianya terpaut jauh dengan sang dosen. Sehingga diperlukan strategi khusus bagi dosen untuk menghadapi mahasiswa generasi Z. Para mahasiswa generasi z, cenderung menyukai hal baru dan tantangan yang diberikan, ketika melaksanakan belajar di bangku perkuliahan, mereka juga akan klop terhadap metode-metode tertentu.

Generasi Z, yang terdiri dari mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, telah mengubah lanskap pendidikan tinggi dengan kehadiran mereka yang mendominasi kampus-kampus di seluruh dunia. Generasi ini tumbuh dalam era teknologi digital yang tak kenal batas, dan sebagai dosen, kita dihadapkan pada tantangan menarik dan transformatif dalam mengajar mereka. disini akan membahas beberapa tantangan kunci yang dihadapi dosen dan bagaimana kita dapat mengatasi mereka dengan kreativitas dan teknologi dalam pengajaran yang menarik, diantaranya

Perhatian yang Terpecah: Menggugah Keterlibatan

Pada zaman sekarang, ketika teknologi mengisi hampir setiap aspek kehidupan kita, mengajar mahasiswa generasi Z menjadi tugas yang menarik dan penuh tantangan. Generasi ini telah tumbuh dalam dunia yang penuh dengan gangguan digital, di mana smartphone, media sosial, dan informasi yang tak berujung dapat dengan mudah memecah perhatian mereka. Sebagai dosen, kita harus mencari cara untuk mengatasi tantangan ini dan menggugah keterlibatan mahasiswa generasi Z dalam proses pembelajaran.

Salah satu kunci dalam mengatasi perhatian yang terpecah adalah memahami bahwa mahasiswa generasi Z memiliki preferensi dan karakteristik pembelajaran yang unik. Mereka cenderung lebih suka pembelajaran yang aktif dan berpartisipasi, bukan hanya menerima informasi pasif. Oleh karena itu, pendekatan tradisional seperti kuliah satu arah mungkin tidak lagi cukup.

Teknologi, yang sering kali dianggap sebagai penyebab utama perhatian yang terpecah, juga dapat menjadi bagian dari solusi. Menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran dapat memungkinkan kita untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Ini dapat mencakup penggunaan platform daring, aplikasi edukasi, dan multimedia dalam pengajaran. Namun, penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bijak dan memiliki relevansi dengan materi pembelajaran.

Kreativitas juga merupakan kunci dalam mengatasi tantangan ini. Mahasiswa generasi Z sering merespons lebih baik terhadap pembelajaran yang kreatif dan visual. Mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek, diskusi, atau simulasi dapat membantu menjaga perhatian mereka. Menggunakan elemen-elemen visual seperti gambar, video, dan presentasi multimedia juga dapat membantu menjelaskan konsep dengan cara yang lebih menarik.

Selain itu, pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan dunia nyata juga dapat memicu minat mahasiswa generasi Z. Mereka ingin tahu bagaimana konsep-konsep yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mengaitkan materi pembelajaran dengan studi kasus nyata atau tantangan dunia nyata dapat membantu menjaga keterlibatan mereka.

Teknologi sebagai Teman dalam Pengajaran

Dalam era di mana teknologi mendominasi hampir setiap aspek kehidupan kita, pengajaran tidak bisa lagi terlepas dari dampak teknologi. Teknologi bukan lagi musuh dalam pendidikan, melainkan teman yang kuat yang dapat memperkaya pengalaman pembelajaran. Generasi Z adalah pengguna teknologi ulung. Mereka mengharapkan penggunaan teknologi dalam pengajaran. Oleh karena itu, dosen harus memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Ini bisa mencakup penggunaan platform daring, aplikasi edukasi, video pembelajaran, dan elemen-elemen multimedia yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.

Kreativitas dalam Pembelajaran

Dalam dunia yang terus berkembang dan penuh dengan informasi yang cepat berubah, kreativitas menjadi salah satu keterampilan utama yang diperlukan untuk mahasiswa. Kreativitas bukan hanya tentang seni atau desain, tetapi juga tentang kemampuan untuk berpikir "out of the box," memecahkan masalah dengan cara yang inovatif, dan menghasilkan ide-ide segar. Dalam konteks pembelajaran, kreativitas dapat membuka pintu menuju pengetahuan yang mendalam dan pemahaman yang lebih baik.  Mahasiswa Generasi Z cenderung lebih merespons pembelajaran yang kreatif dan visual. Dosen dapat mengintegrasikan elemen kreatif seperti gambar, video, dan presentasi multimedia dalam materi pembelajaran. Ini membantu menggugah minat mereka dan mempermudah pemahaman konsep-konsep yang kompleks.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline