Ke-1
Peradaban vs Cita-cita
Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.
( Bediuzzaman Said Nursi )
“Aku pejamkan mata ini, ku tatap berbagai gemerlap-gemerlip bintang di atas langit , mereka terlihat dengan senyuman yang menawan, aku berpikir akankah aku bisa seperti bintang-bintang di sana, meskipun kecil tapi mampu memberikan keindahan di malam yang gelap gulita
Keyakinanlah yang ada di benakku, apalah arti hidup jikala tidak bermanfaat untuk orang lain, seperti kutipan yang aku sukai “ hidup bukan untuk mencari kebahagian tapi hidup untuk mencari ke manfaatan”
Ku derap angan dalam kegelapan, ku telusuri lorong demi lorong, aku berlari kesana kemari mencari sesuatu yang aku harapkan tapi semua itu tak semudah yang aku pikirkan. Mutiara cantik bertabur di pipi yang menjadi saksi bisu atas semua yang aku rasakan selama ini ( Sahabat )
Menara al-Azhar yang dulu ku impikan, menara al-Azhar yang dulu ku damba-dambakan, menara al-Azhar yang dulu menjadikan ku berseteru dengan-Nya, kini akan di depan mata. Begitu sulit menggambarkan sebuah perasaan yang ku rasakan, mutiara cantik pun bertabur sendirinya di wajah ku yang kusut. Rasa syukur yang membuncah tepat pada tanggal 13 oktober 2014, emirates EK 921 mengantarkan ku ke bumi kinanah, para nabi, seribu menara begitulah sebutannya.
Mesir tujuanku, terinspiasi dalam al-Quran bahwa negara ini yang banyak sekali di sebutkankan di kalam-Nya, tidak hanya kitab orang muslim saja , melainkan kitab suci yahudi dan nasrani jug; perjanjian lama dan perjanjian baru pun demikian. Dalam agama Islam misalnya, disebutkan oleh-Nya dalam al-Qur`an sebanyak lebih dari 35 kali; 5 kali secara sharih (jelas) menggunakan kata mashr, sisanya secara kinayah (tidak langsung menggunakan kata Mashr) baik dengan menggunakan kata al-ardh sebanyak delapan belas (18) kali; atau madinah sebanyak lima (5); dan menggunakan kata lain sebanyak 7 kali, menurut sebagian ulama, yang dimaksud adalah mesir. Penyebutan ini mengalahkan penyebutan dua kota suci Islam; Mekah dan Madinah.
Dalam perjanjian lama dan baru, merupakan di antara kitab suci agama Yahudi dan Nashrani, hemat penulis disebutkan lebih dari enam puluh (60) kali; 7 kali ketika menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim as (Kitab: kejadian (at-takwin) pasal: 12, 13, dan 15), 40 kali ketika mengisahkan tentang Nabi Ya`kub dan Nabi Yusuf bersama saudara-saudaranya ( kitab kejadian (at-Takwin) pasal: 36 sampai pasal paling akhir, pasal 50, dari kitab kejadian), serta sisanya ketika mengisahkan Nabi Musa as (Kitab Exodus (al-Khuruj), mulai dari pasal 1 sampai pasal ke 20 tentang sepuluh Firman Tuhan (al-Washaya al-`Asyr).