Lihat ke Halaman Asli

muhammad jericho

mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta prodi ilmu komunikasi

Sejarah Dunia Periklanan

Diperbarui: 8 Juli 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Iklan merupakan sebuah media promosi yang mengkomunikasikan suaru produk atau jasa kepada konsumen. Industri periklanan bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perubahan teknologi, media, dan lingkungan ekonomi dan sosial. Waktu berhasil menunjukkan bagaimana prinsip dan praktik industri bernilai miliaran dolar telah berkembang.
 
Salah satu fungsi dari sebuah iklan yaitu mengenalkan produk kepada publik, dan membangun citra positif dari sebuah merek atau perusahaan. Iklan pada saat ini yang menjadikan media sebagai media promosi ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.  Perkembangan yang terus berjalan sampai saat ini, membuat iklan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan menyesuaikan pada kebutuhan penggunanya.
 
1. Asal Usul Periklanan
Banyak yang beranggapan bahwa periklanan merupakan perkembangan "baru" yang muncul bersamaan dengan Revolusi Industri dan ekonomi konsumen pada abad ke-19 dan ke 20. Meskipun asal usul periklanan "modern" mungkin terletak di antara perubahan yang ditimbulkan oleh munculnya produksi massal, pendidikan publik gratis, telekomunikasi, dan kemajuan lain pada abad ke-19, kebenaran yang lebih sederhana adalah selama dua orang di desa bersaing dalam bisnis yang sama (atau satu orang mencoba menjajakan berbagai inovasi baru), beberapa bentuk pemasaran telah menjadi landasan keberhasilan penjualan (atau bahkan bertukar) barang dan jasa.
Iklan cetak pada awalnya diketahui berasal dari Tiongkok, Dinasti Song (960-1279 M), sebuah iklan jarum mengatakan "kami membeli batang baja berkualitas tinggi dan membuat jarum berkualitas baik yang siap digunakan di rumah dalam waktu singkat". Iklan tersebut terdengar sangat modern bukan hanya pengiklannya seribu tahun lebih maju dari zamannya, akan tetapi karena perhatian utama konsumen pada setiap periode waktu bersifat abadi dan universal. Orang-orang menginginkan produk dan layanan berkualitas tinggi, dan mereka tidak ingin menunggu untuk mendapatkannya. Iklan tersebut juga telah memuat gambar seekor kelinci yang memegang jarum, logo untuk merek tersebut.
Metode periklanan lain sudah ada di seluruh dunia kuno. Selembaran dan poster papirus yang ditulis tangan digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari mempromosikan politisi hingga menemukan sebuah benda (atau orang) yang hilang. Bahkan untuk saat ini, terdapat kedai kopi di banyak tempat masih memajang papan gabus berisikan iklan untuk teman sekamar, hewan peliharaan yang hilang, atau pemilihan umum yang akan datang.
Iklan luar ruang sangat umum di peradaban kuno. Penjual di Mesir, Yunani dan Roma akan melukis atau mengukir iklan di permukaan yang menonjol seperti sisi bangunan atau sebuah batu besar di dekat jalan setapak dengan lalu lintas pejalan kaki yang padat. Di daerah dengan tingkat literasi yang bisa dibilang terbatas di antara masyarakat umum (atau keragaman bahasa yang besar di antara pembeli), penjual akan membuat tanda berbasis gambar yang menggambarkan barang atau jasa utama mereka, yang kemudian akan mereka gantung di luar pintu mereka atau di dekat kios pasar mereka. Lumpang dan alu sebagai sebuah simbol untuk apoteker, palu, landasan, atau penjepit sebagai simbol untuk mereka yang berprofesi sebagai dokter.
Tentu para pedagang di seluruh dunia kuno juga akan menarik perhatian orang yang lewat melalui taktik yang tertua untuk perdagangan itu sendiri, berteriak (atau menyewa tukang teriak untuk berteriak) kepada calon pelanggan dan menjajakan berbagai barang dagangan mereka. Saat ini, diganggu oleh orang asing yang mencoba membuat orang mendatangi petisi, menghadiri acara lokal, atau datang ke tempat usaha mereka bukanlah sebuah kejadian yang tidak biasa bahkan di kota-kota terkecil dan kemungkinan besar setiap orang bahkan pernah didatangi tukang teriak di depan rumah karena alasan yang sama, seperti mengganti penyedia layanan kabel atau internet.
 
2. Periklanan Digital
Perkembangan teknologi selanjutnya adalah mesin cetak hingga radio dan televisi, hanya meningkatkan efisiensi dan jangkauan (sifat invasif) teknik yang telah dilakukan selama ribuan tahun. Bahkan hadirnya internet dengan segala keajaiban dan perubahan paradigmanya, sebenarnya hanya mengubah konteks praktik kuno.
Situs menggunakan iklan pop-up atau yang lebih menyebalkan lagi, suara dan video yang diaktifkan secara otomatis yang bertujuan menarik perhatian pengunjung. Publik figur mendukung produk favorit mereka atau bahkan produk mereka sendiri di media sosial dan blog. Iklan bergambar pada situs dan iklan berbayar dalam hasil pencarian mernawarkan tempat utama untuk memuji keunggulan produk dan layanan jasa. Mesin pencari merupakan sebuah permukaan yang tampil mencolok akan menarik banyak pengunjung. Seperti layaknya brosur fisik di tangan, sekarang seseorang dapat memiliki kotak masuk email yang dipenuhi spam dan sampah.
Namun, terdapat satu perbedaan utama dalam periklanan secara daring, periklanan daring memberikan kekuatan untuk menarik orang ke bisnis tanpa menjadikannya invasif. Periklanan daring disebut sebagai periklanan masuk dengan jangkauan yang luas bahkan sampai kepada orang yang membutuhkan bantuan, tertarik dengan bisnis yang ditawarkan, dan yang mungkin sekali tidak menyadari bahwa mereka dapat memperoleh manfaat dari apa yang ditawarkan. Singkatnya periklanan daring akan mendatangkan klien secara tidak langsung.
 
Kemunculan iklan ini membuat banyak para produsen menggunakan iklan sebagai media promosi dan komunikasi yang efektif untuk mengenalkan produk atau jasa kepada konsumen. Adanya iklan tersebut juga manjadi sebuah keuntungan besar untuk perusahaan, karena dapat menghemat biaya periklanan cetak dan semua periklanan dialihkan ke periklanan daring bukan lagi periklanan cetak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline