Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Jazari

Guru dan Pemerhati Pendidikan

PGP Kami Bukan Pendidikan Biasa, tapi Pendidikan Penuh Cinta

Diperbarui: 15 April 2022   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Bukan cinta jiwa yang harus memiliki, tetapi cinta misi yang berharap budi. Seperti cintanya para Nabi pada ummatnya, seperti cinta orang tua pada putra-putrinya, seperti cintanya guru pada murid-muridnya.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Cinta yang menumbuhkan dan mengembangkan, bukan untuk dirinya sendiri saja tetapi untuk orang-orang yang bersamanya. Tumbuh menjadi guru profesional untuk memimpin pembelajaran, berkembang membentuk komunitas untuk memimpin manajemen dan pengembangan sekolah.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Cinta yang hadir bukan untuk meminta tapi untuk saling memberi, karena hakikat cinta adalah pemberian dan sebaik-baik pemberian dalam cinta adalah perhatian. Kunci sukses perhatian adalah tatkala seseorang keluar dari dunianya masuk kepada dunia orang yang dicintai.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Teringat dengan Bu Yuli selaku CGP yang rela menunda proses naik pangkat selama 3 bulan untuk membersamai Pengajar Praktik yang juga naik pangkat, biar sekalian mengurus katanya.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Teringat dengan Bu Bekti selaku CGP yang menawarkan diri untuk mengantar stempel ke sekolah karena SPPD belum lengkap sudah dibawa pulang oleh Pengajar Praktiknya.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Teringat dengan Bu Mutmainah selaku CGP yang berlari-lari kecil mengejar Pengajar Praktiknya saat mau pulang, untuk sekedar membawakan satu dus snack sisa pertemuan untuk bekal perjalanan.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Teringat dengan Mas Ipin selaku CGP saat Pengajar Praktik berkunjung kerumahnya, pulang dibawakan buah pisang yang banyak hasil panen kebunnya, saya berpikir kapan waktu memetiknya.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Cinta saat kita bertemu daring maupun tatap muka, menghidupkan komunitas praktisi bersama, menjauhkan dari formalitas dan rutinitas belaka, meluangkan waktu sebagai bentuk aksi nyata agar berdaya.

PGP kami bukan pendidikan biasa, tapi pendidikan penuh cinta. Cinta yang selalu membutuhkan kata. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan kuat untuk menyatakannya. Karena sorot mata takkan sanggup menyatakan semuanya, maka ijinkan tulisan ini menjadi bukti nyata cinta kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline