Ust Fulan : "antum harus hati Abu hanifah, syaikh Sa'ad (Asy-Syatsri) itu ikhwani."
Saya menimpali, "afwan ustadz, darimana info valid bahwa beliau ikhwani ?"
Ust Fulan : "sebagian masyaikh mengatakan begitu. Antum hati dengan si ******* (maksudnya salah seorang ustadz yang berjumpa dengan saya) ini makar dia.
Sebenarnya saya ingin sekali terus mengejar hingga ke bukti konkrit bukan sekedar vonis dari seorang syaikh tentang status sekaliber Asy-Syaikh Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri hafizhahullah. Namun begitulah realita dunia tahdzir-tahdziran, seorang syaikh mentahdzir syaikh lainnya namun ia sendiri pun ditahdzir. Syaikh Rabi' mentahdzir banyak masyaikh, beliaupun juga ditahdzir oleh banyak masyaikh. Oleh karena itu saya tidaklah merasa aneh jika Asy-Syaikh Ustman Khamis divonis sebagai ikhwani, coba sebutkan nama syaikh yang mentahdzir beliau melainkan syaikh pentahdzir tersebut juga tertahdzir oleh masyaikh salafi lainnya.
Sama sebagaimana terjadi di Indonesia ini, salafi mana yang mentahdzir, rodja kah ? Melainkan mereka sudah tertahdzir habis-habisan oleh asaatidzah salafi Rii. Rii ? Mereka saling tahdzir sehingga pecah menjadi tiga kongsi yang saling cakar-cakaran. Salafi Hajuriyun mentahdzir semua nama-nama di atas, namun ternyata mereka juga saling membid'ahkan dan mubahalah antara hajuriyun anti tn dan hajuriyun pro tn.
Keterangan :
Ustadz fulan dalam dialog dengan saya tersebut adalah ustadz besar nan masyhur di semua fraksi salafy yang saling tahdzir-tahdziran), dialog terjadi di kota Makkah selepas pelaksanaan haji 10 tahun silam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H