Pembelajaran Matematika Berbasis Alqur'an hadits atau disingkat dengan PMBA adalah salah satu dari sekian matakuliah wajib yang diselenggarakan oleh Program Studi Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Matakuliah ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa Tadris Matematika agar mampu mendeliver pembelajaran matematika berbasis Alqur'an hadits.
Harapannya output yang diharapkan dari perkuliahan ini adalah dimunculkannya calon pendidik dari Tadris Matematika yang tidak hanya saja mampu membelajarkan konten matematika saja, tetapi juga mampu membelajarkan matematika serta menginternalisasikan konten dan nilai keagamaan ke dalam pembelajaran matematika.
Sebagai gambaran sederhana misalnya dalam pembelajaran materi himpunan misalnya, mahasiswa harus mampu mengaitkan materi himpunan dengan konten dan nilai keagamaan, atau mampu menyajikan konten keagaaman yang berkaitan dengan materi himpunan serta mampu menyajikannya bahasan kegaamaan itu dalam bahasa dan simbol matematika khususnya himpunan.
Di samping pada aspek nilai atau value, diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik (murabbi) mampu mengeksplorasi rujukan dari kitab kuning yang merupakan penjabaran dari Alqur'an yang menjadi petunjuk (hudan) atau way of life bagi kita semua. Mahasiswa bisa menggunakan dengan cara mendalami kajian kitab ta'limul muta'allim, dan tanbihul muta'llim misalnya untuk memformulasi bagaimana penananaman nilai karakter atau kahlak melalui pembelajaran matematika.
Dengan demikian, capaian pembelajaran siswa pada nantinya tidak hanya menyasar pada ranah kognitif saja , tetapi juga aspek psikomotorik dan afektif bisa tercapai dengan baik sehingga melalui pembelajaran matematika yang diselenggarakan oleh alumni Tadris Matematika UIN Malang akan dihasilkan siswa-siswa yang berkarakter ulul albab, yakni yang senantiasa mengingat Allah kapan pun dan di mana pun (qiyaaman wa qu'uudan).
PMBA ini memiliki beban 3 sks serta didesain dengan memadukan perkuliahan tatap muka (offline) dan online melalui google classroom / e-learning. Perkuliahan tatap muka dimaksudkan sebagai implementasi talaqqi (bertemunya seorang guru dan murid dalam satu majlis) yang dalam istilah ta'limul muta'allimnya adalah irsyaadu ustaadzin, bimbingan dari guru atau dosen. Sedangkan pembelajaran online melalui google classroom bertujuan agar mahasiswa memiliki akses yang lebih luas, lebih leluasa untuk mengekspolasi dan berdiskusi dengan dosen dan teman sejawat kapan pun dan di manapun.
Tentunya fleksibilitas ini bisa dimaknai sebagai pemberian ruang kepada mahasiswa sebagai pebelajar aktif yang terus berkembang dan bertumbuh, belajar kapan saja dan dari mana saja tentunya dengan suasana yang nyaman sesuai dengan mood mereka. Harapannya, paling tidak desain pembelajaran semacam ini inline dengan konsep MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang digagas Mas Menteri. Semoga.
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran atau output matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami hakikat belajar dan pembelajaran matematika serta peran Alqur'an Hadits pada ilmu matematika serta pembelajaran matematika. Kemudian mahasiswa mampu mendesain sebuah pembelajaran matematika yang memuat atau berkaitan dengan materi keagamaan serta nilai-nilai agama. Tidak lupa dalam perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu mendalami beberapa topik kajian kegamaan yang berelasi dengan matematika seperti konsep dua qullah, konsep mawarits, konsep zakat, dan tarikh.
Tentunya bukan hanya sekedar 'cocokologi', sekedar mencocok-cocokkan saja utak atik matuk saja tetapi mahasiswa bisa menggunakan pisau kajian bahasa Arab yang telah mereka kuasai pada pembelajaran PKBA dan gemblengan setahun di ma'had melalui ta'limul afkar. Idealnya mahasiswa nantinya ketika dalam kelas tidak hanya membawa buku teks matematika, tetapi juga diharapkan membawa buku kamus, kitab ta'lim, bahkan kitab Fathur Rohman jika memang diperlukan untuk melacak seberapa banyak kata jannah atau an-nar dalam Alqur'an misalnya. Selain rangkaian kegiatan di atas, saya berharap sesekali ingin mengundang pakar tafsir untuk berkenan gabung di kelas kami untuk memberikan masukan, atau memberikan kritik manakala ada hal yang dinilai belok, sehingga dari sini dialektika antara matematika, sains, dan agama bisa bertemu di satu simpul yang sama. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H