Lihat ke Halaman Asli

Hari Bawa Bekal Nasional 3: Kesehatan Berasal dari Pemahaman dan Keluarga

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428938719889458904

Mungkin tidak banyak yang tahu, jika tanggal 12 April diperingati sebagai “Hari Bawa Bekal Nasional”. Hari bawa bekal nasional awalnya ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI bersama Kementrian Pendidikan Nasional RI, BPOM, serta PT. Tupperware Indonesia pada tahun 2013. Tujuannya, agar timbul kesadaran akan pentingnya kesehatan anak Indonesia.

Penetapan hari bekal menjadi tonggak awal untuk mencapai kesehatan yang merata bagi anak – anak seluruh Indonesia. Hal tersebut didukung dengan Permendiknas No. 39/2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, salah satu isinya di pasal 3 menyatakan, meteri pembinaan kesiswaan meliputi, kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi antara lain: a. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat; b. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS); c. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV AIDS; d. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja; e. Melaksanakan hidup aktif; f. Melakukan diversifikasi pangan; g. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah.

Tujuan terhadap kesehatan dalam memperingati hari bawa bekal nasional, selaras dengan peringati hari kesehatan Internasional pada 7 April, dimana WHO menentukan tema “From Farm to Plate Make Food Safe”. WHO juga menampilkan gambar untuk memahaminya, hal tersebut meliputi:

Sejak zaman dulu budaya memberikan bekal makanan kepada anak masih sering dilakukan di daerah perkotaan, di daerah pedesaan pun seperti petani maupun nelayan membawa bekal makanan dan minuman dalam bekerja. Namun, sekarang mulai bergeser karena kesibukan dan pengaruh makanan cepat saji.

Lalu, kenapa penting membawa bekal? Menurut data penelitian BPOM 2009 – 2013 sebanyak 99% anak sekolah selalu jajan, Sebanyak 59% - 70% jajanan di lingkungan tidak higienis, sehingga edukasi untuk membawa bekal yang bersih dan sehat berguna untuk mencegah anak – anak jajan sembarangan. Membawa bekal berarti bertanggung jawab secara langsung dalam pemilihan dan pengolahan makanan, bahan – bahan yang digunakan juga pasti aman dan sehat.

Selain itu, survei riskesdas menunjukkan masih banyak penduduk Indonesia kurang konsumsi buah dan sayur tiap hari dalam proporsi RT melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), sehingga ada baiknya untuk menyediakan bekal yang disertai sayur dan buah.

1428938793285859629

Di dalam Permenkes No.41/2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, menjelaskan tentang gizi seimbang dalam berbagai kelompok yaitu, untuk ibu hamil, ibu menyusui, bayi usia 0 – 6 bulan, bayi dan anak usia 6 – 24 bulan, anak usia 2 – 5 tahun, anak usia 6 – 9 tahun, remaja usia 10 – 19 tahun (pra – pubertas dan pubertas), dewasa, dan usia lanjut.

Namun, secara umum pesan umum gizi seimbang meliputi: 1) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan, 2) Banyak makan sayuran dan cukup buah – buahan, 3) Biasakan mengonsumsi lauk pauk mengandung protein tinggi, 4) Biasakan mengonsumsi anekaragaman makanan pokok, 5) Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak, 6) Biasakan sarapan, 7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman, 8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan, 9) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, 10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.

Semoga dengan adanya tulisan ini, masyarakat semakin teredukasi dan saling mengingatkan satu dengan lainnya, akan pentingnya memilih makanan yang dimakan untuk hidup yang lebih sehat. Mengutip kalimat Hippocrates “Let’s your foods be medicine and your medicine be your foods”.

Sumber:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang

Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008Tentang Pembinaan Kesiswaan

Badan Pengawas Obat Makanan

Riset Kesehatan Dasar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline