Desa Linggoasri adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Kepala Desa Linggoasri saat ini bernama Bapak Imam Nuryanto yang bertempat tinggal di Dukuh Sadang. Terdapat lima Dukuh yang ada di Desa Linggoasri yaitu, Dukuh Bojonglarang terdapat 213 jiwa, 48 rumah, dan 64 kepala keluarga.
Selanjutnya Dukuh Sadang terdapat 597 jiwa, 123 rumah, dan 175 kepala keluarga. Kemudian Dukuh Linggo terdapat 507 jiwa, 128 rumah, dan 161 kepala keluarga. Dukuh Yosorejo terdapat 402 jiwa, 88 rumah, dan 108 kepala keluarga. Dukuh Rejosari 296 jiwa, 67 rumah,dan 85 kepala keluarga.
Desa Linggoasri menjadi sebuah desa wisata, tidak hanya wisata, Desa Linggo juga memiliki beragam kepercayaan oleh karena itu Desa Linggoasri sering disebut dengan miniatur Indonesia.
Masyarakat Desa Linggoasri juga mempunyai ciri khas toleransi dan persatuan yang baik antar sesama masyarakat bahkan hingga antar dusun, mereka hidup dengan tentram tanpa adanya konflik, dengan adanya perbedaan keberagaman ini masyarakat membutuhkan sikap toleransi agar persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa tetap terjaga.
Sikap menghormati para leluhur terdahulu yang sudah bisa menerima perbedaan juga dapat menjadi contoh agar para masyarakat bisa mengikuti apa yang dilakukan para leluhur terdahulu yaitu bisa menerima perbedaan, karena perbedaan adalah sebuah kodrat hidup yang tidak bisa ditolak.
Sikap toleransi dan menerima setiap perbedaan sudah diterapkan masyarakat Desa Linggoasri sejak mereka baru lahir. Adanya perbedaan membuat warna tersendiri dalam sebuah desa karena dapat memberikan sikap persatuan dalam hal perbedaan.
Kita bisa melihat yang membedakan rumah yang ditinggali oleh orang beragama Hindu dengan orang yang tidak memeluk agama Hindu. Rumah yang ditinggali oleh orang hindu memiliki ciri khas tersendiri dimana di depan rumah atau di halaman mereka terdapat sebuah gapura kecil yang melambangkan arti dari kesucian. Gapura tersebut yang membedakan rumah pemeluk agama Hindu dengan pemeluk agama lain.
Moderasi beragama dalam masyarakat Desa Linggoasri berjalan dengan baik meskipun memiliki latar belakang yang berbeda seperti halnya perbedaan suku, budaya, agama, etnis, dan ras. Para tokoh masyarakat juga menyebut bahwa sebuah perbedaan itu tidak dipermasalahkan, bahkan dalam sebuah keluarga ada juga yang berbeda keyakinan.
Dengan perbedaan tersebut para masyarakat mampu menumbuhkan rasa toleran yang tinggi terhadap sesama, sehingga kerukunan dan ketentraman sebuah desa dapat tercapai. Sehingga ketika seseorang mengunjungi Desa Linggoasri tidak hanya menikmati pemandangan yang indah dan sejuk saja, tetapi juga dapat melihat bagaimana sebuah perbedaan menjadi sebuah sikap yang saling menguatkan.