Lihat ke Halaman Asli

Grand Slam Pageant, Indonesia Unjuk Taring, Filipina Geram

Diperbarui: 25 Desember 2016   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews

Siapa sangka Indonesia menjadi Powerhouse Pageant di tahun 2016? Siapa sangka srikandi-srikandi Indonesia berhasil ukir sejarah dan mengharumkan nama bangsa di grandslam pageant? Sebut saja Felice Hwang dan Intan Aletrino yang membuat pageant fans Indonesia membusung dada atas masing – masing prestasi mereka sebagai runner up 2 di Miss International 2016 dan top 10 Miss Supranational 2016 . 

Tak tanggung-tanggung, kado terindah di tahun 2016 untuk Indonesia adalah mahkota kuning emas yang berhasil dipersembahkan oleh ariska putri pertiwi di ajang Miss Grand International 2016. Hal ini merupakan momen yang sangat mengharukan bagi para pageant fans Indonesia karena gelar inilah yang pertama kali diraih wakil Indonesia sejak mengikuti grandslam pageant berpuluh tahun yang lalu. Sementara kabar yang tak kalah menggembirakan juga ditorehkan oleh Natasha Mannuela di ajang Miss World 2016, yang berhasil mempertahankan prestasi tahun lalu sebagai 2nd runner up merangkap pemenang fast trackBeauty with a Purpose.

Dahulu, wakil Indonesia tidak termasuk diperhitungkan jika mengikuti kontes ratu kecantikan. Di beberapa akun Beauty Pageant jarang menempatkan wakil Indonesia di final prediksi top 15. tapi sekarang roda takdir itupun akhirnya berputar menyebabkan posisi Indonesia beranjak naik menuju puncak utama yang berarti harus lebih diwaspadai sebagai bakal powerhouse pageant terkuat di dunia untuk beberapa tahun ke depan.

Ibarat pepatah mengatakan “Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin menerpanya.” Keadaan ini terjadi pada Indonesia di ranah pageant internasional. Kesuksesan Indonesia di grandslam pageant di tahun 2016 menjadi sarat akan kebencian pageant fans luar negeri terhadap indonesia. Salah satunya adalah pageant fans Philipina yang mulai geram karena wakil mereka kalah bersaing dalam perebutan prestasi untuk kontes grandslam pageant. Seolah pamornya sebagai powerhouse pageant mulai disaingi akibat munculnya Negara baru yang akan menggantikannya sebagai powerhouse pageant, siapa lagi kalau bukan Indonesia.

Awal kebencian pageant fans Philipina terhadap wakil Indonesia terjadi disaat moment Pia Alonso Wurtzbach (Philipina)dinobatkan sebagai Miss Universe 2015, sementara Anindya Kusuma Putri (Indonesia) memeluk Ariadna Guiterrez (Colombia) yang saat itu sangat terpukul akibat kesalahan pengumuman oleh steve Harvey selaku host. Para pageant fans Philippines pun merasa tersinggung terhadap hal ini, dalam arti bukannya bersatu untuk team asia malah berempati terhadap wakil latin. 

Secara, anindya kala itu menghibur ariadna tidak lebih dari sekadar empati. Anindya yang berempati tersebut bukanlah berarti berpihak pada Negara latin atau tidak senang akan kemenangan pia di kontes tersebut. setelah itu kembali berlanjut pada saat malam Pemilihan Puteri Indonesia 2016 dimana Pia tidak hadir sebagai tamu utamanya. 

Beberapa isu menyatakan bahwa Pia tidak hadir karena Anin tidak mendukung atas kemenangannya. Padahal pihak Yayasan Puteri Indonesia sudah mengklarifikasi bahwa  Pia tidak akan hadir karena Miss Universe Organization memfokuskannya untuk tampil di catwalk New York fashion Week 2016. Selain itu, di Indonesia baru saja terjadi tragedi bom sarinah thamrin.

Kebencian mereka secara terang-terangan pun dimulai pada ajang Miss Grand International 2016. Ariska  Putri Pertiwi meraih mahkota Miss Grand International 2016 sementara Nicole cordoves (philipina) di posisi runner up 1. Situasi ini semakin menjauhkan jarak keharmonisan mereka atas wakil Indonesia. Beberapa hari setelah Ariska menang, akun instagram miliknya di-hack oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Banyak yang beranggapan bahwa akun instagram Ariska dihack oleh orang Philipina yang tidak terima wakil mereka di posisi runner up.

Pada ajang Miss Supranational 2016, kembali prestasi Indonesia lebih baik dibanding Philipina. Intan Aletrino masuk 10 besar dan Joanna Eden terhenti di 25 besar. Pageant fans Philipina harus mengakui  kekalahan akan jumlah voting di kompetisi voting via Mobstar. Indonesia raih posisi teratas berurut setelahnya adalah Philipina. Mereka beranggapan bahwa Intan murni melaju ke top 10 karena menang vote semata bukan karena kualitas yang dimiliki. Bukankah akun resmi Miss Supranational menuliskan bahwa sekalipun Intan tidak menang di voting tetap masuk 10 besar? Jika berbicara kualitas, bukankah Intan meraih gelar atribut Miss Elegance? Ada baiknya jika pageant fans Philipina memikirkannya kembali.

Benarkah sebagai isu politik?

Di ajang Miss World 2016, betapa geramnya pageant fans Philipina setelah menyaksikan wakil Indonesia masuk 5 besar bahkan juara 3. Meskipun Indonesia dan Philipina bertengger di 5 besar, ini berarti wakil mereka masih karena Philipina tidak masuk di jajaran 3 besar. Catriona Gray, selaku wakil philipina merupakan salah satu mega favorit diantara semua peserta selain Russia, USA (sebagai tuan rumah) dan Dominican Republic (karena pengalaman kompetisi). Dia berhasil masuk ke babak 20 besar berkat memenangkan fast track Miss Popularity.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline