Lihat ke Halaman Asli

Budaya Masyarakat Lembah Sungai Gangga Pada Masa Peradaban Awal Asia

Diperbarui: 16 Desember 2022   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Selain Lembah Sungai Indus, peradaban India kuno juga lahir dan berkembang di Lembah
Sungai Gangga. Lembah sungai Gangga terletak di antara pegunungan Himalaya dan
pegunungan Windya-Kednam. Dengan kondisi alam tersebut, tidak heran jika lembah Gangga
sangat subur dan mendukung perkembangan peradaban. Pendukung Peradaban Lembah
Gangga adalah Arya, yang merupakan bagian dari bangsa Indo-Eropa.


Bangsa Arya berkulit putih, bertubuh panjang, dan berhidung mancung. Mereka berasal dari
wilayah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya mungkin hidup antara tahun 2000
dan 1500 SM. datang ke India melalui Khyber Pass di Himalaya.


Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya & Pegunungan Windya-Kedna. Sungai itu bermata air pada pegunungan Himalaya & mengalir ke kota-kota akbar misalnya Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, memalui daerah Bangladesh & bermuara pada teluk Benggala. Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga merupakan bangsa Arya yg termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka tiba menurut wilayah Kaukasus & menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki daerah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar pada Pegunungan Hirnalaya. Bangsa Arya merupakan bangsa peternak menggunakan kehidupan yg terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida pada Lembah Sungai Indus & menguasai wilayah yg subur, akhirnya mereka hayati menetap.


Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga & terus membuatkan
kebudayaannya. Kebudayaan lembah sungai Gangga merupakan adonan antara kebudayaan
bangsa Arya menggunakan bangsa Dravida dikenal menggunakan sebutan kebudayaan Hindu.


Masyarakat Lembah Sungai Gangga
Bangsa Arya berusaha untuk tidak bingung dengan penduduk asli India, bangsa Dravida.
Mereka menyebut orang Dravida Anassa, yang artinya tidak berhidung, terisak, dan Dasa, yang artinya raksasa. Sebuah sistem hirarkis (kasta) dilembagakan untuk menjaga kesucian
keturunan mereka. Dia percaya bahwa ini didasarkan pada ajaran agama. Bangsa Arya berhasil merebut kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Namun secara budaya, ada percampuran (asimilasi) antara Arian dan Dravida. Campuran budaya ini memunculkan budaya Veda.


Budaya ini memunculkan agama dan budaya Hindu, atau Hindu. Daerah berkembang
pertamanya, terletak di lembah Gangga, yang kemudian disebut Arywarta (Tanah Arya) atau
Hindustan (Tanah Hindu), berupaya mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan sosial bangsa Arya. Menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang pernikahan dengan orang Dravida. Karena itu, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam masyarakat berdasarkan status, hak, dan kewajiban individu dalam masyarakat.

Pembagian golongan atau kelompok atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari caturwarna atau empat kasta, yaitu sebagai berikut:

  • Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan.
  • Ksatria (prajurit, bangsawan, dan raja), berkewajiban dalam menjalankan pemerintahant ermasuk juga pertahanan negara.
  • Waisya (peternak, petani dan pedagang)
  • Sudra (budak dan pekerja-pekerja kasar)

Kasta Brahmana, Ksatria, Waisya terdiri dari orang-orang Asia. Kasta Sudra terdiri
berdasarkan orang-orang Dravida. Selain keempat kasta pada atas, terdapat lagi kasta
Paria/Candala atau Panchama. Panchama yg berarti "kaum terbuang". Kasta ini ditinjau hina, lantaran melakukan pekerjaan kotor, orang dursila (jahat) & tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.

Budaya Masyarakat Lembah Sungai Gangga
Budaya Lembah Sungai Gangga adalah campuran dari budaya Arya dan Dravida. Budaya ini terkenal menggunakan budaya Hindu. Bangsa Arya yang hidup sebagai penggembala akhirnya datang ke India, bertemu dengan bangsa Dravida yang mencari nafkah dengan bertani, dan meninggalkan kehidupan pastoral untuk menetap. Dengan lahirnya kebudayaan Hindu, mereka pun telah bercampur (berasimilasi). Wilayah India yang diduduki Arya sering disebut sebagai Arya Varta (Negara Arya) atau Hindustan (Negara Hindu). Orang Dravida melarikan diri ke selatan dan budaya mereka dikenal sebagai budaya Dravida. Budaya Hindu berkembang di India dan Lembah Gangga di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (politeisme).


Dewa-dewi tersebut antara lain Dewa Bayu (dewa angin), Dewa Varuna (dewa laut) dan Dewa Agni (dewa api). Kepercayaan Hindu dikenal menggunakan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial menurut warna kulit dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya kepercayaan Buddha. Hal ini diambil atas dasar Sidartha Gautama. Setelah Gautama Siddhartha memperoleh konsep Buddha, agama
Buddha mulai menyebar di kalangan masyarakat India. Agama Buddha dibagi menjadi dua sekte, Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Gangga meninggalkan beberapa budaya maju seperti sastra, patung, dan ukiran. Peradaban yang berbasis di lembah sungai ini kemudian menyebar ke bagian lain Asia, termasuk Indonesia.

Agama Buddha diajarkan oleh Buddha Gautama Siddhartha (Yang Tercerahkan). Pertama, Gautama Sidartha adalah seorang pangeran dari kerajaan Kapilawastu dan termasuk dalam kasta Ksatria. Gaya hidup yang Sidarta jalani sejak kecil tidak pernah terasa damai, melainkan selalu boros dan hemat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline