Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Irfan Afifudin

FMIPA Universitas Indonesia, NPM 2006527696

Ilmu Pengetahuan Hayati: Modal Sekaligus Katalisator Kemajuan Indonesia

Diperbarui: 8 Juni 2024   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keanekaragaman Hayati Indonesia. Sumber Ilustrasi: mongabay.id 

Sudah tak asing lagi di telinga kita jika mendengar klaim tentang kekayaan hayati Indonesia yang sangat beragam dan melimpah, karena memang begitulah kenyataannya. Mulai dari luasnya hutan hujan tropis perawan yang menutupi bentang alam Kalimantan dan Papua hingga tersebarnya terumbu karang penuh kehidupan di pesisir-pesisir kepulauan, keberagaman bentang alam ini menjadi rumah bagi 17 persen satwa liar di dunia, seperti mamalia (515 spesies), reptilia (600+ spesies), burung (1.519 spesies), amfibi (270 spesies), dan masih banyak lagi. Semua itu pun hanya mewakili sebagian kecil dari seluruh keragaman kehidupan yang ada di negeri bawah angin ini.

Hutan Hujan Tropis Papua. Sumber Ilustrasi: www.infosawit.com

Terumbu Karang Raja Ampat. Sumber Ilustrasi: www.dw.com/id/

Walaupun begitu, kekayaan tak terkira ini menyimpan lebih banyak peluang untuk diungkap ketimbang hanya untuk dipandang indah. Keadaan saat ini sebagai negara berkembang dengan tingginya keanekaragaman hayati dan pertumbuhan jumlah penduduk menempatkan Indonesia di tengah persimpangan jalan: apakah akan terus menjadi negara berkembang yang tidak mempergunakan segala peluang sumber daya hayati yang tersedia dengan baik atau apakah akan berubah menuju negara maju dengan menggunakan peluang-peluang tersebut secara maksimal?

Salah satu jawabannya adalah dengan mempelajari ilmu pengetahuan hayati atau ilmu hayat (biologi) secara menyeluruh sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini. Ilmu hayat, dalam bidang-bidang biologi murni dan biologi terapan (misalnya bioteknologi dan kedokteran), berperan penting untuk membantu kita sebagai bangsa Indonesia dalam memahami alam di negeri kita sendiri dengan lebih baik. 

Jika kita dapat menggunakan ilmu hayat sebagai alat untuk mengelola kekayaan hayati dalam ranah STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) yang lebih luas, maka hal ini dapat membuka peluang luar biasa untuk mencapai kemajuan dan terobosan pengelolaan sumber daya alam, pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan kemajuan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia secara keseluruhan. 

Terdapat alasan penting mengapa kita harus memanfaatkan kekayaan hayati melalui penguasaan ilmu hayat dalam ranah STEM, yaitu karena kekayaan hayati di Indonesia sangat melimpah ruah, tetapi belum dioptimalkan sebanding dengan potensi yang dikandungnya. Akan sayang sekali kalau kita tidak pernah benar-benar mendapat keuntungan dari berbagai kekayaan hayati di sekitar kita akibat kekurangan pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut.  

Selain itu, alasan lainnya adalah karena penguasaan ilmu hayat juga dapat membantu mengatasi berbagai tantangan utama yang kini dihadapi bangsa ini seperti peningkatan kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, pengembangan sumber energi terbarukan, dan konservasi lingkungan, mendorong kemajuan di berbagai bidang, hingga membuka peluang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, ada beberapa aspek krusial yang perlu dibenahi dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut: 

1) Kemajuan Komparatif dan Pelajaran dari Negara Lain

Meskipun dengan jelas Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang seolah tak terhingga, bangsa kita masih memiliki banyak potensi di terkait hal ini yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Untuk itu, kita perlu melihat dan membandingkan diri dengan negara-negara tropis lainnya seperti Kosta Rika dan Brasil yang telah berhasil menunjukkan kejelian dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati di wilayahnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline