Lihat ke Halaman Asli

Jangan Rusak Reputasi Korban Kekerasan Seksual

Diperbarui: 4 November 2023   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/faceless-muscular-ethnic-man-grabbing-wrist-of-girlfriend-during-dispute-5699780/

Kasus kekerasan seksual masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), pada tahun 2022, terdapat 502.878 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan, dengan korban terbanyak adalah perempuan.

Korban kekerasan seksual sering kali mengalami trauma dan dampak psikologis yang mendalam. Selain itu, reputasi korban juga sering kali menjadi sasaran pelaku atau orang-orang di sekitarnya.

Mengapa reputasi korban kekerasan seksual perlu dijaga?

Korban kekerasan seksual telah mengalami trauma dan penderitaan yang luar biasa. Reputasi yang rusak dapat memperburuk kondisi korban. Korban dapat merasa malu, bersalah, dan terisolasi. Hal ini dapat membuat korban semakin sulit untuk pulih dari trauma.

Selain itu, reputasi yang rusak dapat membuat korban sulit untuk mendapatkan bantuan. Banyak korban yang takut untuk melapor atau mencari bantuan karena khawatir akan dihakimi atau dirugikan.

Bagaimana cara menjaga reputasi korban kekerasan seksual?

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga reputasi korban kekerasan seksual:

  • Jangan menyalahkan korban. Korban kekerasan seksual bukanlah pelakunya. Mereka adalah korban yang tidak bersalah.
  • Jangan menyebarkan informasi pribadi korban. Informasi pribadi korban, seperti identitas, alamat, atau foto, sebaiknya tidak disebarkan tanpa izin.
  • Bersikaplah empati dan suportif. Dengarkan cerita korban dengan empati dan tunjukkan bahwa Anda mendukungnya.
  • Dukung korban untuk mencari bantuan profesional. Korban kekerasan seksual perlu mendapatkan bantuan profesional untuk pulih dari trauma.

Contoh perilaku yang dapat merusak reputasi korban kekerasan seksual:

  • Menyebarkan foto atau video korban tanpa izin.
  • Mempublikasikan identitas korban tanpa izin.
  • Menghina atau mengejek korban.
  • Menyalahkan korban atas kekerasan yang dialaminya.

Contoh perilaku yang dapat membantu menjaga reputasi korban kekerasan seksual:

  • Mendengarkan cerita korban dengan empati.
  • Menawarkan dukungan dan bantuan.
  • Mendorong korban untuk mencari bantuan profesional.
  • Jika Anda mengetahui atau mengalami kekerasan seksual, segera laporkan kepada pihak yang berwenang.
  • Dukung korban kekerasan seksual untuk mendapatkan bantuan.
  • Berhenti menyebarkan informasi yang dapat merusak reputasi korban kekerasan seksual.

Membela korban kekerasan seksual adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga reputasi korban, kita dapat membantu mereka untuk pulih dari trauma dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline