Di saat pandemi seperti ini kita semua merasa semua aktivitas menjadi terhambat khususnya di bidang ekonomi, hal ini terjadi karena diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di setiap kota. Banyak pelaku usaha yang gulung tikar tapi tidak sedikit pula bisnis yang sukses di masa pandemi ini, mereka bisa memanfaatkan dan mengeksekusi kesempatan dengan baik.
salah satu contoh bisnis yang sedang naik daun adalah bisnis camilan rumahan, masker, tanaman hias, dan yang baru-baru adalah ternak cupang. Mereka memanfaatkan kondisi kejenuhan orang-orang yang sedang berdiam diri di rumah, dikarenakan kejenuhan tersebut maka para calon pembeli akan mencari cara untuk mengusir rasa jenuh tersebut mulai dari membeli makanan, mengkoleksi masker, dan mencari hobi baru.
Para pelaku bisnis tersebut sering mengiklankan dagangan mereka melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Google Ads, dan sebagainya. Perilaku ini disebut juga sebagai digital marketing, mereka memilih platform tersebut karena harganya yang murah serta jangkauan yang lebih luas dari pada platform iklan konvensional seperti billborad,radio, koran, dan iklan di televisi yang harganya sangat mahal dan jangkuan yang tidak terlalu luas.
meskipun radio dan televisi memiliki jangkuan yang luas tapi tidak menutup kemungkinan jika para penonton atau pendengar sedang memperhatika iklan kita akan tetapi berbeda dengan iklan di sosial media di sini mereka menggunakan algorithma yang akan membaca coockie di gawai kita setelah itu akan muncul iklan tentang produk yang kita inginkan.
Sebagai contoh di saat kita ingin membeli celana maka kita akan menuliskan barang tersebut pada kolom pencarian, lalu jika kita merasa produk celana yang kita lihat tidak ada yang cocok dan menutup tab atau aplikasi tersebut maka algoritma ini akan mencatat produk tadi dan akan memunculkannya lagi dalam bentuk iklan di saat kita membuka aplikasi itu kembali.
Terkadang algoritma ini tidak terikat dalam satu aplikasi/platform saja namun ia juga bisa lintas platform. Hal ini lah yang membuat para pelaku bisnis melirik kelebihan pada iklan di sosial media.
Seperti koin yang memiliki dua sisi, marketing dapa platform sosial media juga memiliki kekurangan yaitu rasa kepercayaan konsumen yang sulit untuk didapat karena banyak konsumen yang was-was akan adanya tindak penipuan mulai dari barang yang tidak dikirim padahal konsumen sudah membayar hingga barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang dipesan atau juga barang yang diterima cacat.
lalu yang kedua adalah ketatnya persaingan yang terjadi, dikarenakan kemudahan yang ditawarkan pada platform ini maka banyak pengusaha yang berbondong-bondong untuk mengiklankan produk mereka yang berakibat persaingan pun terjadi, yang terjadi adalah banyaknya pengusaha yang menawarkan produk yang sama persis sehingga mereka pun terpaksa menurunkan harga agar produknya terjual, hal ini bisa merugikan para pengusaha tersebut.
Bisa kita simpulkan bahwa marketing pada platform sosial media ini bagaikan pedang bermata dua yang jika kita bisa mengeksekusi semua peluang dengan tepat maka kita akan berhasil akan tetapi jika kita salah langkah dan tidak mempelajari algoritmanya dengan benar maka usaha kita akan stuck atau bahkan gulung tikar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H