Lihat ke Halaman Asli

Peranan Ilmu Islam di Era globalisasi

Diperbarui: 13 Juli 2020   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum Wr.Wb.

Disini saya akan memaparkan sedikit materi tentang Peranan ilmu Islam di era Globalisasi

Kehadiran era global ini menimbulkan berbagai macam efek seperti kemudahan dalam berkomunikasi dan kenikmatan lainnya, di samping berbagai sisi negatif yang amat memprihatinkan. Terjadinya pergaulan bebas, pornografi, meniru berbagai tayangan televisi yang merusak moral adalah segelintir contoh di antara sekian banyak hal buruk yang diakibatkan oleh kecanggihan teknologi. Kenyataan ini tentu akan berujung pada dekandensi moral yang menyebabkan masyarakat Muslim terutama remaja jauh dari ajaran-ajaran Islam. Di samping itu globalisasi juga mengandung pemahaman bahwa ia adalah hasil rekayasa Barat di bidang ekonomi, teknologi, politik, dan budaya, terutama di Amerika dan sekutu-sekutunya. Dalam konteks ini global dapat sebut sebagai suatu sistem yang saling berkaitan.

Dalam perspektif Islam globalisasi tentunya merupakan suatu sunnatullah, karena Islam adalah agama yang universal, yang diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari budi daya manusia yang harus dikoordinir agar sejalan dengan identitas bangsa, nilai-nilai luhur, tradisi, kebudayaan, dan agama.

Pendidikan Islam sebagai bagian dari investasi jangka panjang (long-term investasion) untuk penyiapan generasi agama dan generasi bangsa yang tangguh sesuai dengan jati diri Islam dan kebudayaan bangsa Indonesia, tentunya mengalami persoalan yang rumit di era global ini. "Era globalisasi dewasa ini dan masa yang akan datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat Muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan Islam, termasuk pesantren, khususnya."8 Namun demikian, arus global tersebut bukan hanya kawan ataupun lawan bagi dunia pendidikan Islam, melainkan merupakan sebuah "mesin" yang bila mengambil posisi anti global maka mesin tersebut akan macet (stationaire) dan pendidikan Islam akan mengalami intelectual shut down alias penutupan intelektual. Sebaliknya jika pendidikan Islam terseret ke dalam arus global, tak dapat dipungkiri lagi bahwa identitas keislaman akan dilindas oleh "mesin" tadi. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mampu menarik ulur arus global tersebut, yang sesuai ditarik dan dikembangkan serta yang tidak sesuai diulur atau ditinggalkan.

Jika pendidikan Islam hanya diam tanpa bergerak dalam menghadapi perkembangan teknologi canggih dan modern, maka dapat dipastikan bahwa umat Islam akan pasif sebagai penonton bukan pemain, sebagai konsumen bukan produsen. Oleh karena itu, berbagai upaya menformat ulang teori dan praktik pendidikan harus segera dilakukan dan diseimbangkan.

Di era globalsiasi pendidikan Islam tentunya memiliki banyak peluang untuk terus meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan. Teknologi dan industri sebenarnya makin memperjelas kontribusi lembaga pendidikan Islam sebagai wadah penghasil guru agama. Di tengah gelombang reformasi global dewasa ini kehadiran guru agama memiliki kompetensi strategis dalam memanifestasikan pendidikan agama guna menghantarkan peserta didik bukan hanya sosok yang mampu menjadi pelaku pembangunan dan pelayan, pengadopsi, pengidentifikasi, dan pengkomsumsi dinamika kultural, sosial, ekonomi, politik, dan lebih-lebih produk sains dan teknologi, tetapi sekaligus mengendalikan, menguasai, dan memimpinnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengarahkan dan mendistribusikannya kepada aktivitasaktivitas yang bermanfaat baik secara pribadi, sosial, maupun organisatoris, agar keberadaan peserta didik tidak dangkal karena penetrasi yang berkarakter mekanistis, tetapi sekaligus tidak kropos dalam bidang moralis.

Mengenai peluang-peluang bagi pendidikan Islam di era global ini dapat dirinci sebagai berikut: a. Gobalisasi yang bersifat kompetitif dapat mendorong umat Islam untuk memproses pembangunan manusia yang berkualitas, baik fisik, intelektual, maupun moral.

b. Kemajuan teknologi dan industri memberikan kemudahankemudahan dalam menyelenggarakan ibadah, dan memberikan peluang besar dalam pendidikan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. "Informasi keagamaan yang dikemas dalam bentuk buku, video, kaset, seminar, meditasi, ideologi keagamaan dan semacamnya mudah kita jumpai di mana-mana." Hal ini tentunya akan mengefesienkan proses pembelajaran Islam.

c. Era globalisasi yang ditandai dengan maraknya bisnis dan perdagangan memberi peluang pada umat untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan bisnis.

d. Dunia global ini juga menawarkan produk-produk budaya global yang beraneka ragam, sehingga mendorong umat untuk bersifat selektif dengan prinsip memelihara budaya lama yang masih baik dan mengadopsi budaya baru yang sesuai dengan budaya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline