Tepat pada tanggal 13 Desember 2023, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya telah menciptakan project event SECOM'S EXPO (Social Enterprise Communication Science Expo). Event tersebut merupakan exhibition project wirausahawan sosial yang diciptakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Mahasiswa harus menciptakan usaha atau menjadi wirausahawan kreatif, tidak hanya memikirkan profit yang didapatkan melainkan usaha tersebut harus memiliki nilai-nilai sosial. Event tersebut berhasil memperkenalkan lebih dari 15 proyek kewirausahaan sosial founder langsung dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Sangat beragam project wirausaha sosial yang dipamerkan pada event tersebut mulai dari Kesetaraan Gender, Kesempatan Sama, Bank Sampah, Peningkatan UMKM, hingga Pembelajaran Mengaji.
SECOM'S EXPO bertujuan untuk menciptakan wirausahawan sosial kreatif kepada mahasiswa yang mana hal tersebut merupakan salah satu profil lulusan dari Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Event tersebut sekaligus sebagai penilaian Ujian Akhir Semester Mahasiswa pada Mata Kuliah Proyek Kewirausahaan Sosial.
Salah satu project wirausaha sosial yang menarik adalah Pergi Ngaji. Berawal dari keresahan mahasiswa yang melihat metode pembelajaran yang begitu saja, guru ngaji yang terkesan galak, dan pentignya mengaji bagi umat muslim. Founder Pergi Ngaji berhasil menciptakan platform edukasi mengajar mengaji dengan pembelajaran yang asik, seru, dan pastinya menyenangkan. Pergi Ngaji berusaha untuk berinovasi dalam memberikan edukasi mengajar Al Qur'an kepada seluruh usia terutama anak-anak dengan metode pembelajaran seperti membaca dan menulis, bermain, dan pendidikan agama islam. Para Founder mendapatkan profit dengan cara Open PO merchandise berupa Tote Bag, dan Jasa mengaji. Profit tersebut nantinya akan di alokasikan kepada nilai-nilai sosial berupa Campaign Social, yang mana campaign tersebut sangat berguna bagi project usaha Pergi Ngaji seperti melihat pasar, karakteristik customer, hingga trial pembelajaran.
"Alhamdulillah hampir setengah juta yang dapat kami peroleh, dan profit tersebut kami alokasikan keseluruhan pada campaign social di Pesantren Yatama Asiyah. Semoga project ini terus berjalan hingga target kami bisa bertambah ke lansia." ujar Founder Pergi Ngaji.
Sociopreneurship Sebagai Tren Karir Anak Muda. Tidak seperti enterpreneur semestinya, sociopreneurship membandul antara dua sisi baik profit (keuntungan), dan nilai sosial. Kini anak muda lebih tertarik menjadi sociopreneurship karena dirasa selain mendapatkan keuntungan mereka bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk sekitarnya, melek akan fenomena sosial, peka terhadap lingkungan. Sedikit lebih berat memang karena memikirkan kedua hal tersebut belum lagi pemahaman masyarakat mengenai sociopreneurship, yang mana kita coba sebagai ladang profit justru masyarakat menilai berbalik. Namun, Sociopreneurship kini sangat menarik untuk dikembangkan karena banyaknya usaha-usaha yang tidak hanya mencari nilai keuntungan profit semata, namun mereka juga ingin memberikan nilai-nilai sosial di dalam usahanya.
Muhammad Iqbaal -- Mahasiswa Ilmu Komunikasi -- UIN Sunan Ampel Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H