Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ilyasin

Ikatlah Ilmu dengan Menulis

Menolak Lupa: Ketika Guru Dijeruji Besi

Diperbarui: 2 Mei 2020   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak dapat dipungkiri bahwa zaman terus berubah dari masa ke masa. Ini berdampak terhadap segala sendi kehidupan, mulai dari hal kecil hingga hal besar. Dengan adanya perubahan ini membuat peradaban manusia semakin berkembang. Di satu sisi hal ini diharapkan bisa membawa dampak positif, Tapi tidak bisa diabaikan bahwa disisi lain juga terdapat hal negatif atau masalah yang menyertainya.

Jika kita perhatikan di dalam dunia pendidikan Indonesia,  antara zaman dulu (tahun '90-an atau lebih lama) dan zaman sekarang sangat terasa perbedaanya. Mulai dari kesempatan memperoleh pendidikan, cara belajar, dan lain lain.

Pada zaman dulu jika seorang siswa mendapat hukuman dari gurunya dan melaporkan kepada orang tuanya maka orang tua tak segan untuk menambah hukuman. Sedangkan zaman sekarang sebaliknya, ketika siswa dihukum gurunya banyak orang tua yang tidak terima lantas langsung melaporkannya ke polisi sehingga tak jarang guru harus mendekam dalam penjara. 

Ketika guru memberikan hukuman dianggap tindakan kriminal, tentu akan menyebabkan lemahnya aturan di dalam lingkungan sekolah. Dimana guru tidak akan lagi memperhatikan moral siswa. Guru hanya akan menjadi seorang fasilitator (penyampai materi) bukan lagi menjadi seorang pendidik. 

Memang sudah kodrat setiap orang tua untuk menyayangi anaknya. Tetapi rasa kasih sayang yang berlebihan dapat menyebabkan permasalahan. Seperti halnya diatas, anak akan mudah mengadu ketika mendapat hukuman dari gurunya. 

Sebagai orang tua, jangan terlalu memanjakan anak. Agar mereka bisa lebih mandiri dan tidak menjadi orang yang hanya bisa bergantung kepada orang lain, melainkan mereka harus bisa mempertanggung jawabkan segala kesalahan yang dilakukan. 

Sebagai guru, sebisa mungkin untuk menahan diri dan tidak mudah untuk menjatuhkan hukuman kepada siswanya.

Semoga hal ini tidak terus terjadi, agar pendidikan di Indonesia bisa lebih maju.

Sekian yang dapat saya sampaikan, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.  Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline