Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ilhan Ariefaldy

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Program Studi Ilmu Komunikasi - NIM 2006015267

Fenomena Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun dalam Perspektif Komunikasi Sosial

Diperbarui: 10 Juli 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

muslim communication - freepik

Komunikasi sosial telah banyak digunakan di beberapa cabang ilmu sosial, termasuk komunikasi dua langkah, komunikasi inovasi, komunikasi pemasaran, dan psikologi sosial. Istilah komunikasi sosial digunakan untuk menjelaskan fenomena komunikasi dua arah, di mana informasi dari media massa sampai ke opinion leader, dan kemudian dari opinion leader, informasi tersebut diteruskan ke khalayak.  Komunikasi yang terjadi dari opinion leader kepada khalayak akan mempengaruhi perubahan perilaku khalayak. Dari fenomena kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun komunikasi sosial pun juga ikut berperan sebagai penyebab dan juga sebagai resolusi atas kontroversi yang timbul di khalayak.

Pondok Pesantren Al Zaytun merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia yang terletak di Desa Cipondoh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesantren ini didirikan oleh KH. Muhammad Arifin Ilham pada tahun 1993. Pesantren ini memiliki sejarah panjang dan menarik. KH. Muhammad Arifin Ilham, pendiri pondok pesantren ini, dulunya adalah pengurus pondok pesantren Al Ihsan yang terletak di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. KH. Muhammad Arifin Ilham akhirnya memutuskan untuk mendirikan pesantren baru bernama Al Zaytun Pada tahun 1993.

Saat didirikan, pesantren Al Zaytun hanya memiliki segelintir santri dari lingkungan sekitar. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah siswa yang datang semakin meningkat. Itu membuat KH. Muhammad Arifin Ilham memutuskan untuk membangun penginapan dan bangunan pendukung lainnya. Pesantren Al Zaytun juga memiliki sejarah yang cukup kontroversial. Pada tahun 2008, pesantren ini mendapat perhatian publik karena dianggap sebagai tempat berkumpulnya kelompok ekstrimis. Namun hal tersebut dibantah oleh KH. Muhammad Arifin Ilham dan Pesantren Al Zaytun.

Meskipun demikian, pesantren Al Zaytun tetap menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia. Saat ini pesantren ini memiliki ribuan santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Pesantren Al Zaytun atau dikenal juga dengan sebutan Pesantren menawarkan program pendidikan yang komprehensif mulai dari pendidikan formal hingga pendidikan non formal.

Dalam kajian ilmiah yang dilakukan PWNU Jawa Barat, akomodasi anak-anak di Pondok Pesantren Al Zaytun diketahui ilegal. Namun, Pesantren Al Zaytun tetap menjadi salah satu pesantren terbesar dan ternama di Indonesia. Pesantren ini terkenal dengan sistem pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan umum. Apalagi pesantren ini dikenal dengan berbagai prestasi yang diraih para santrinya dalam berbagai kompetisi baik nasional maupun internasional.

Namun dibalik prestasi yang diraih, pesantren ini juga menjadi sorotan media berkat blokade yang terjadi pada tahun 2018. Informasi tentang blokade ini tersebar di internet, jejaring sosial dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Banyak pihak telah memberikan pandangan dan komentar mereka tentang masalah ini, termasuk dari perspektif media (UGM, 2022).

Dari sisi interaksi sosial, kasus penahanan di pondok pesantren Al Zaytun dapat dilihat dari banyak sisi. Pertama, dari sudut pandang media. Berita lockdown ini menjadi viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Berbagai media baik cetak maupun online telah meliput kasus ini dari berbagai sudut pandang. Namun, dalam pemberitaannya, beberapa media terlihat tidak memihak dan cenderung memojokkan Pondok Pesantren Al Zaytun (Umi Nafiatul Udkhiyah, 2021).

Komunikasi sosial dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kontroversi dengan memfasilitasi dialog dua arah antara pihak-pihak yang berbeda pandangan dan dengan mempromosikan pemahaman lintas budaya (UAJY, 2022). Berikut adalah beberapa peran komunikasi sosial dalam mengurangi kontroversi pondok pesantren Al Zaytun yang sedang hangat:

Membuka akses dan saluran komunikasi dua arah, Humas Pondok Pesantren Al Zaytun dapat membuka saluran komunikasi dan akses dua arah antara Pondok Pesantren Al Zaytun dengan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sarana kehumasan. Menyerap perubahan situasi dan aspirasi publik dengan cara, Humas Pondok Pesantren Al Zaytun mampu menyerap perubahan situasi dan aspirasi masyarakat yang digunakan oleh Pondok Pesantren Al Zaytun untuk mengambil keputusan (Syarbaini, 2019).

Dengan memberikan informasi atau penjelasan, Humas Pondok Pesantren Al Zaytun dapat memberikan tambahan informasi atau penjelasan kepada masyarakat (berupa laporan, gambar, foto) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kontroversial. Humas Pondok Pesantren Al Zaytun dapat menarik perhatian kelompok rentan opini publik tersebut (BNN, 2022). Menghilangkan hambatan sebagai akibat dari perbedaan budaya, komunikasi antarbudaya bertujuan untuk menghilangkan hambatan sebagai akibat dari perbedaan budaya. Mendorong dialog dua arah komunikasi interpersonal dapat memfasilitasi dialog dua arah antara pihak yang berbeda pendapat dan mempromosikan pemahaman antarbudaya (Rizak et al., 2018).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline