Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ilhan Ariefaldy

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Program Studi Ilmu Komunikasi - NIM 2006015267

Kisah Basoeki Abdullah, Perjalanan Spiritual di Atas Kanvas

Diperbarui: 5 Juli 2022   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa koleksi karya Basoeki Abdullah (dokpri)

Basoeki Abdullah adalah seorang seniman spektakuler asal Indonesia yang lahir pada 27 Januari 1915 di Surakarta yang saat itu masih dibawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda, ia wafat pada 5 November 1993 dibunuh oleh perampok yang sayangnya saat itu menyusup ke kediamannya. Ayahnya bernama Abdullah Suryosubroto dan ibunya Bernama Raden Ayu Sukarsih. Basoeki merupakan cucu dari tokoh nasionalisme ternama yakni Dokter Wahidin Sudirohusodo.

Talenta dan bakat dalam melukis naturalis realis yang sudah mengalir di dalam jiwa Basoeki kecil, ternyata diperoleh dari ayahnya yang juga seorang penari dan pelukis sejak ia berumur 4 tahun, diumurnya yang masih terbilang sangat muda, ia sudah berhasil melukis beberapa tokoh terkenal dunia seperti Yesus Kristus dan Mahatma Gandhi.

Meskipun nama yang ia miliki terdengar seperti nama orang Islam pada umumnya, ia sebenarnya memeluk agama Katholik. Terlahir dalam agama Islam, Basoeki memilih menjadi seorang Katholik ketika usianya beranjak 18 tahun. Ia dibaptis dengan nama baptis Fransiskus Xaverius. Basoeki memutuskan untuk memeluk Katholik karena dibaliknya terdapat perjalanan spiritual yang ia lewati semasa remajanya.

Masa remajalah, dimana lembaran awal dari ekspedisinya menemukan keyakinan baru dimulai, saat itu ia menderita penyakit tifus yang membuat raganya terbaring lemah, Ketika itulah terjadi peristiwa dimana Basoeki menggambar sosok lelaki berjanggut yang ia yakini sebagai Yesus Kristus, setelah peristiwa tersebut terjadi tidak disangka Basoeki pulih dan kembali sembuh, peristiwa unik inilah yang membuat Basoeki akhirnya memutuskan untuk memeluk Katholik.

Maka dari itu banyak juga peninggalan karya lukisan-lukisan Basoeki yang mengandung unsur katholik, ada beberapa lukisan beliau yang bisa kita amati di Museum Basoeki Abdullah, yang dulunya merupakan rumah dimana nafas terakhir beliau berhembus. Tidak hanya lukisan, disana juga terlihat banyak koleksi barang-barang lain, seperti amulet dan salib yang masih tersimpan rapih, terdapatnya alkitab-alkitab yang tersusun rapih di dalam perpustakaannya, kemudian juga terlihat terpajangnya patung, salib besar dan repro mozaik Yesus Kristus di kamar tidurnya. 

Koleksi amulet dan kalung salib Basoeki Abdullah (dokpri)

Kamar tidur Basoeki Abdullah (dokpri)

Beginilah Cara Konservator Merawat Koleksi Peninggalan Barang Dan Lukisan Karya Basoeki Abdullah

Dalam penanganan merawat koleksi-koleksi peninggalan Basoeki, konservator memiliki berbagai cara dalam merawat koleksi-koleksi tersebut, ada dengan cara preventif (membersihkannya dengan manual) dan ada juga cara khusus ketika suatu koleksi mengalami kerusakan. Dalam cara preventif, mereka membersihkan koleksi-koleksi tersebut menggunakan kuas dan vakum. Tim konservator memiliki ratusan target setiap tahunnya untuk membershikan koleksi-koleksi peninggalan Basoeki,

“lukisan itu ada bagian depan dan belakang ya, kalau bagian depan biasanya kami gunakan kuas halus, kami sapu sambil divakum (yang lubangnya ditutupi kain majun terlebih dahulu), dan untuk belakangnya menggunakan kuas yang lebih kasar.” ujar Artika Kurniati selaku tim konservator Museum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline