Pada Tanggal 1 oktober 2022, Menjadi masa kelam bagi per-sepakbolaan Indonesia, Lantaran pertandingan yang diharapkan berjalan semestinya berakhir tragis menelan ratusan korban jiwa. Menurut Menko PMK Muhajir Effendy ada sebanyak 448 orang, yang diantaranya 125 korban jiwa, 302 orang mengalami luka ringan dan 21 orang mengalami luka berat.
Sudah banyak perhatian dari Media Asing menempatkan Indonesia di urutan ke dua dengan jumlah Korban jiwa sebanyak 125. Di urutan pertama Negara Peru pada tahun 1964 dengan memakan korban jiwa sebanyak 318 dan 500 orang mengalami luka ringan dan luka berat.
Pertandingan sepak bola yang tadinya menjadi hiburan untuk masyakarat tapi berakhir kelam dengan adanya peristiwa ini. Banyak korban jiwa diantaranya anak-anak yang diajak oleh orang tuanya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola tetapi menjadi hari terakhir orang tua melihat senyum indah dari anaknya tersebut.
Bukan hal yang tidak mungkin jika Indonesia dijatuhkan hukuman yang sangat berat dari federasi sepak bola internasional (FIFA).
Bahkan seorang legenda sepak bola indonesia Bambang Pamungkas yang menulis artikel dengan judul "Indonesia tanpa Sepak Bola"
Fanatisme Per-Sepakbolaan Indonesia memang sangat besar tapi jika dibalut dengan sistem saat ini Indonesia tidak pantas disebut dengan negara Sepak Bola.
Mau sampai kapan Negara kita seperti ini tentang sepakbola? Mau sampai kapan Negara kita terus berduka dengan hal seperti ini?
Nantinya supporter akan kembali bersorak, Sisa pertandingan akan segera dimainkan, Tetapi Ibu mereka sangat benci dengan Sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H