Ajakan atau traktiran dari seorang teman akhirnya membuat saya sempat juga berada di Bunaken yang tersohor itu..hehe..
Bunaken kian ramai dikenal sebagai salah satu surga penyelaman di indonesia paska World Ocean Conference (WOC) tahun 2009. Ketika itu ribuan orang yang berasal dari berbagai negeri di eropa, Amerika, Asia, dan Australia tumpah ruah di Manado dan Bunaken.
Taman Nasional Bunaken (TNB) sebenarnya bukan hanya mencakup Bunaken. Setidaknya ada beberapa pulau disekitarnya yang juga termasuk dalam kawasan (TNB) yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen.
Pulau-pulau itu tak jauh letaknya dari pusat kota Manado. Jika kita berdiri di pantai kota manado, pulau-pulau itu nampak jelas. Terutama pulau Manado Tua yang bentuknya memang menjulang serupa gunung.
Dari kota Manado menuju pulau Bunaken tak jauh jaraknya. Hanya dalam waktu lebih kurang 45 menit saja dengan menggunakan kapal penyeberangan sampailah didermaga pulau Bunaken.
Mungkin karena peruntukan penyebrangan bagi wisatawan, maka kapal-kapal penyeberangan itu nampak bersih terawat dan punya jaket pelampung. jelas beda dengan kapal-kapal penyeberangan di tempat lain yang nyaris tak pernah menyediakan jaket pelampung dan tampil seadanya saja.
Menariknya di kapal tersedia ruang yang membuat penumpangnya dapat melihat ke dasar laut. Ruang yang terletak dibagian tengah kapal itu sengaja dibuat dengan memberikan kaca bening sehingga dari kapal kita bisa menikmati pemandangan bawah laut seperti warna – warni karang dan berbagai jenis ikan yang berenang-renang. Hari itu bahkan terlihat jelas beberapa penyelam yang sedang menikmati great wall. Jadi jika sekiranya tak sempat menyelam atau snorkling, pemandangan bawah lautpun bisa tetap dinikmati, meski jelas sensasinya berbeda jika menyelam.