Lihat ke Halaman Asli

Muhammad husni

Manusia biasa

Mentari yang Berlalu

Diperbarui: 11 Oktober 2020   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ah lihatlah mentari pagi,
Ia bersinar tanpa kita undang, pun pergi tanpa meminta ijin.
Namun, saat akan pergi, ia memberi hadiah senja yang indah itu tuk temani sore hingga kita lupa bahwa mentari perlahan pergi, jauh dan semakin menjauh.

Tak perlu terlalu bahagia apalagi tertawa dengan senja yang kita anggap lebih indah itu, karna saat mentari pergi, senja-pun takkan kita miliki, dan kegelapan sudah pasti akan menghampiri.

Sementara malam, ia bahkan tak berjanji menghadirkan bintang, karna terkadang, bintang lebih suka bersembunyi dibalik awan karna tak ingin melihat kita. Ah rasanya nya risau tiada bertepi disaat mentari yang tak kita pedulikan pergi, senja yang bagi kita menyenangkan berlalu dan malam yang kita harapkan datang tanpa bintang, kelam.

Samudra, 20-07-17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline