Lihat ke Halaman Asli

muhammad hilmi

Mahasiswa Universitas Airlangga

Pemilihan Alat Pemeriksaan Radiologi dengan Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia

Diperbarui: 26 Juni 2024   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : maverick.com (CT scan potongan aksial kelenjar prostat)

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HILMI MAULANA RAFI

413221002

ABSTRAK

Insidens pembesaran kelenjar prostat dapat mencapai 50% pada pria berusia 50 tahun ke atas. Berbagai modalitas pemeriksaan radiologi seperti Sinar-X, CT scan, dan MRI hingga Kedokteran Nuklir memiliki sensitivitas berbeda dalam mengestimasi volume kelenjar prostat. Pengetahuan atas keunggulan antara modalitas pencitraan kelenjar prostat dapat membantu proses diagnosis benign prostatic hyperplasia.

Kata kunci: Benign prostatic hyperplasia, kelenjar prostat, radiologi.

PENDAHULUAN

Hiperplasia prostat jinak atau dikenal dengan istilah BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah keadaan yang umum ditemukan pada laki-laki berusia di atas 50 tahun. BPH ditandai dengan hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epithelial prostat, sehingga terjadi pembesaran volume prostat regio periuretral, sering pada zona transisional prostat; sedangkan pada zona perifer lebih sering ditemukan keganasan.

Epidemiologi

Berdasarkan hasil histopatologi, hyperplasia prostat ditemukan pada kira-kira 20% laki-laki usia 40 tahun, insidens meningkat sesuai bertambahnya usia; dapat mencapai 50D44 pada pria berusia 50 tahun ke atas. Pada usia 60 tahun, insidens meningkat menjadi 70%, dan menjadi 90 % pada usia 70 tahun.

Patofisiologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline