Lihat ke Halaman Asli

Studi Literatur Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dalam IPS Terpadu Sekolah Dasar

Diperbarui: 5 Juli 2024   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ahmad Ulil Albab(1), Mukhammad Hendry Ansyah(2)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muria Kudus, Indonesia

Email : 202233256@std.umk.ac.id; 202233264@std.umk.ac.id

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah studi literatur dengan model pembelajaran problem based learning dalam IPS Terpadu ini relevan di Sekolah Dasar. Peneliti melakukan analisis penerapan model Pembelajaran Problem Based learning dalam IPS Sekolah Dasar melalui 8 jurnal berdasarkan terbitan 5 tahun terakhir. Peneliti merangkum hasil analisis apakah model pembelajaran problem based learning ini relevan dalam proses belajar mengajar. Tujuan penelitian studi literatur ini untuk dijadikan tinjauan oleh guru, praktisi atau peneliti dalam menerapkan model Problem based Learning ini.  Hasil dari penelitian ini menyatakan model Pembelajaran Problem Based Learning dalam IPS terpadu sekolah dasar dapat meningkatkan  kemampuan pemecahan  masalah, hasil belajar siswa mengalami peningkatan, mampu meningkatkan berfikir kritis siswa dan mampu meningkatkan keaktifan siswa. Hasil dari Model Pembelajaran Problem Based Learning ini tergolong baik dan relevan serta dapat membantu proses belajar mengajar di Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN

            Pendidikan merupakan proses dimana individu melakukan pelatihan, pengajaran, pemberian tugas, pembinaan karakter dan pemberian sanksi (M. Sari dan Rosidah 2023). Pendidikan merupakan usaha untuk mewariskan budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Kenmandola 2022). Sehingga dapat diartikan pendidikan merupakan cara untuk meningkatkan kualitas diri generasi bangsa. Pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan berupa sekolah dan universitas yang dibentuk secara sistematis dan melembaga. Pendidikan formal terdapat banyak mata pelajaran salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan penggabungan beberapa mata pelajaran yaitu geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah (Dadang Supardan 2023). Sehingga dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan proses memahami dinamika sosial dalam lingkungan masyarakat. Mata pelajaran IPS ini merupakan upaya dalam mengatasi keterbelakangan pengetahuan. Keterbelakangan ini tidak hanya bisa dijawab dengan sekolah dan universitas yang sistematis dan melembaga, tetapi juga didukung dengan peningkatan peran guru dalam proses pembelajaran.

            Proses pembelajaran saat ini masih terpaku pada kurikulum sebagai target pencapaian belajar, sehingga proses belajar siswa hanya bersifat menghafal konsep tidak memahami konsep pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah pada umumnya hanya berjalan satu arah tanpa melibatkan siswa secara aktif (B. T. W. Sari dan Kristin 2020). Guru dominan pada model pembelaran ceramah, siswa hanya duduk dan mendengarkan tanpa ada interaksi bertanya sehingga membuat pembelajaran pasif. Guru dapat mengatasi pembelajaran yang pasif dengan memilih model pembelajaran yang cocok sehingga hasil pembelajaran dapat maksimal. Guru juga harus mampu untuk merangsang keingintahuan siswa, sehingga siwa lebih semangat dalam belajar. Berkaitan dengan hal tersebut guru perlu memahami dan menerapkan model pembelajaran yang cocok di dalam kelas.

            Model pembelajaran merupakan patokan yang secara teratur berisi strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian untuk sampai pada tujuan pembelajaran (Pratiwi dan Setyaningtyas 2020). Model pembelajaran banyak jenisnya salah satunya yaitu Problem Based Learning (PBL). Problem Based learning adalah metode pembelajaran yang dihadapkan dengan permasalahan, sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis, analitis dan bekerja dalam kelompok untuk mendaptakan solusi (Hotimah 2020).

            Berdasarkan peryataan diatas, peneliti akan menganalisis penerapan model Pembelajaran Problem Based learning dalam IPS Sekolah Dasar melalui ... jurnal berdasarkan terbitan 5 tahun terakhir. Peneliti akan merangkum hasil analisis apakah model pembelajaran problem based learning ini relevan dalam proses belajar mengajar. Tujuan penelitian studi literatur ini untuk dijadikan tinjauan oleh guru, praktisi atau peneliti dalam menerapkan model Problem based Learning ini.

PEMBAHASAN

Hasil studi literatur Model Pembelajaran Problem Based Learning ini berasal dari beberapa penelitian sebelumnya. Dari Beberapa artikel membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning mampu memberikan dampak positif pada muatan Pelajaran IPS Kelas IV SD. Dampak positif dari proses pelajaran IPS di Sekolah Dasar menggunakan model Problem Based Learning dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

  • Kemampuan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan upaya seseorang untuk mengatasi permasalahan ketika jawaban dan metode belum terlihat jelas (Dadang Supardan 2023). Seseorang yang mampu memecahkan masalah matematis dengan baik maka dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Hanifah dan Indarini 2021) dengan rumusan masalah "apakah efektif  untuk memecahkan masalah menggunakan pembelajaran Problem based learning dalam IPS" membuktikan bahwa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Dimulai dengan Postest memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,15. Kemudian Hasil penelitian ini yakni t hitung > t tabel menunjukkan hasil sebesar 3,368 > 2,016 dan signifikansi (2-tailed) sebesar 0,002, karena nilai Sig (2-tailed) tidak lebih besar 0,05 (0.002<0,05). Langkah yang selanjutnya yaitu uji beda (t-test) terhadap hasil posstest dengan menggunakan Independent Sample T-Test. Uji beda (t-test) diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar 0,002, karena nilai Sig (2-tailed) tidak lebih besar 0,05 (0.002<0,05). Berdasarkan data ini, disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based learning efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah IPS siswa SD.

Selanjutnya penelitian dari (Cinta et al. 2023) membuktikan bahwa model  pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan  kemampuan  pemecahan  masalah pada pembelajaran IPS yang terjadi di lingkungan sekitar siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa meningkat dengan mencari solusi dari permasalahan yang diberikan.

  • Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sebuah pencapaian yang dapat diukur atau diperoleh individu setelah melaksanakan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu (Yandi, Nathania Kani Putri, dan Syaza Kani Putri 2023). Semakin keras usaha belajar siswa, maka akan diiringi dengan hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, hasil belajar dapat dijadikan acuan dalam menilai keberhasilan pembelajaran yang dialami siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ariyani dan Kristin 2021) membuktikan bahwa model pembelajaran Problem based learning dalam IPS dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata yang didapat dari data yang telah dianalisis yakni 21,3. Peningkatan hasil belajar minimum yaitu 8,9 dan peningkatan maksimum sampai 83,3. Kemudian dari data rerata sebelumnya dan rerata sesudah dengan model pembelajaran Problem based learning memiliki perubahan yang cukup signifikan sebanyak 30%.

Selanjutnya penelitian dari (Widyaswati, Amelia, dan Sarwi 2022) mengungkapkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan menggunakan Problem Based Learning dalam IPS. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa. Pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata 62,84 dengan ketuntasan klasikal 31,25%. Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 74,21 dengan ketuntasan klasikal 32,14%. Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 75,34 dengan ketuntasan klasikal 84,61%. Dari Pra siklus sampai siklus 2 mengalami peningkatan nilai rata-rata 12,5 dan mengalami peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 53,25%.

  • Berfikir Kritis

Berfikir kritis merupakan kemampuan dalam mengevaluasi secara objektif dan mendalam sebelum membuat sebuah Keputusan (Hayati dan Setiawan 2022). Proses ini membutuhkan analisis mendalam dan menginterpretasikan makna terhadap data yang diperoleh. Kemampuan berfikir kritis membantu siswa untuk memberikan sudut pandang baru yang lebih mendalam dan terhubung dengan konteks kehidupan mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (L. S. Sari, Jonata, dan Handayani 2022) membuktikan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam IPS mampu meningkatkan berfikir kritis siswa. Hal ini dibuktikan dengan ketuntasan output belajar mata pelajaran IPS dalam pra test sebanyak 25%, lalu dalam test 1 semakin tinggi sebagai 68% semakin tinggi balik dalam test 2 sebagai 86%. Selanjutnya penelitian dari (Kritis et al. 2023) mendapat hasil nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai t hitung = 6,777 > 2,004 = t tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau dapat dijabarkan bahwa rata-rata dari nilai kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning mendapati hasil yang lebih baik dari pada siswa yang hanya diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

  • Keaktifan

Keaktifan merupakan kondisi dimana seseorang menunjukkkan keterlibatan dalam berbagai aktivitas seperti proses belajar mengajar (Ruspandi 2021). Keaktifan tidak dalam fisik semata tetapi juga ikut berfikir aktif, berdiskusi dan berkolaborasi mencapai tujuan Bersama. Seseorang yang aktif akan menunjukkan motivasi dan dedikasi dalam mengembangkan diri dan produktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Widyaswati, Amelia, dan Sarwi 2022) mengungkapkan bahwa keaktifan siswa meningkat dengan menggunakan Problem Based learning dalam IPS. Hal ini dibuktikan dengan nilai keaktifan pra siklus sebesar 46,15%. Pada siklus I sebesar 71,78%. Kemudian pada siklus II sebesar 86,92%.  Dari pra siklus sampai siklus II mengalami penigkatan sebesar 40,77%.

PENUTUP

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline