Lihat ke Halaman Asli

Pesimis dengan Jokowi? Jangan!

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak pelantikannya pada tanggal 21-Oktober-2014 hingga sekarang, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo atau yang lebih akrab disebut dengan Jokowi masih mengundang tanda tanya bagi masyarakat pada umumnya. Orang-orang yang mendukungnya selama masa kampanye mulai ragu atas kebijakan-kebijakan selama ini yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Dimulai dengan pelantikan orang-orang dekatnya untuk menduduki jabatan-jabatan penting, kenaikan harga BBM, sampai yang terakhir penunjukannya Budi Gunawan untuk menduduki jabatan Kapolri digantikan oleh Jendral Polisi Sutarman. Semua kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai membentuk persepsi masyarakat bahwa mereka telah salah dalam memilih pemimpinnya dan akibatnya kita semua mulai menyalahkan Jokowi atas permasalahan selama ini.

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa orang-orang dekat Jokowi seperti Megawati, Surya Paloh dan orang-orang lain yang mendukungnya selama kampanyenya lah yang mempengaruhi Jokowi dalam mengambil keputusannya. Mungkin hal tersebut ada benarnya, akan tetapi itu adalah hal yang wajar didalam politik. Arus politik memang sulit diterka, kalau kita ingin melihat siapa Jokowi sebenarnya, maka kita bisa melihat pada Jokowi yang dulu.

Jokowi yang dulu adalah Jokowi yang memiliki dua pemimpin; Pemimpin negara (SBY) dan pemimpin parpol (Megawati). Jokowi yang dulu bebas bergerak atas kreatifitasnya sendiri. Blusukan, Penggusuran, Pembersihan mafia dll. Padahal dipikir-pikir kebijakan yang dulu itu dihitung berbahaya, apalagi untuk masalah-masalah seperti penggusuran. Namun, dia berhasil menarik hati rakyat sehingga mereka mendukungnya untuk menjadi Presiden. Akan tetapi, Jokowi yang sekarang adalah Jokowi yang memimpin (Atas nama negara) dan yang dipimpin (atas nama parpol). Sudah dapat terduga bagaimana sulitnya untuk menjadi seorang yang pada umumnya adalah seorang pemimpin yang memimpin seluruh negeri dan disaat yang bersamaan dia juga memiliki orang yang harus dipatuhi. Ini bukannya untuk mengasumsikan kalau Jokowi dipimpin oleh Megawati, akan tetapi untuk menggambarkan betapa sulitnya keadaan yang sedang dialami oleh Presiden kita.

Menurut saya pribadi, Presiden kita sedang mengalami masa-masa ‘’Penagihan Modal’’ dalam kata halusnya, orang-orang yang dulu membantu mulai berdatangan kembali untuk menawarkan bantuan berikutnya. Dan ini bukanlah hal yang negatif, selama orang yang berdatangan tersebut memberi kontibusi positif untuk Indonesia. Desisan-desisan bahwa Megawati mengatur Jokowi itu tidak penting, selama Indonesia masih berada pada jalur yang benar menuju kemakmuran. Hal yang penting sekarang adalah kita harus tetap kuat untuk membela yang benar dan kita harus tetap membantu pemerintah kita, baik disaat mereka berada pada kebenaran dan pula pada kesesatan.

Jokowi masih milik kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline