Bagian 1
Doa-doa bertebaran kencang, mewabah serupa angin yang tembus ke segala tanpa terhalang. Malam berkumpul siang berjumpa dan berjuang, demi menjaga ulayat yang hendak di jamah oleh sekolompok orang yang datang dari negeri sebrang.
Segala daya terkuras berapi-api, berkobar-kobar bak api yang menyala dari kepala hingga ke bawa kaki. Semangat itu melangit atas nama cinta, atas nama ruang penghidupan yang tak boleh dihias dengan kemewahan dunia baru. Untuk Anak Semua Bangsa, jangan lupakan jejak-jejak perjuangan ini.
Hari ini, bukan lagi orang-orang yang datang dengan kapal perang dari negeri sebrang Eropa yang kita lawan, namun dari rumah sendiri. Maka berdirilah dalam barisan-barisan yang sama, yang satu, dan yang searah, demi meneriaki kebejatan yang membatu tak berkesudahan.
Kepada kalian, Anak Semua Bangsa, yang lahir dari rahim yang mengajarkan cinta pada alam, pada sejagad yang menghidupi sekian banyak Anak Semua Bangsa, berterima kasihlah pada kesemua-an itu, dan bila ada kekacauan yang terlahir dengan bengis maka cegahlah dengan perlawanan.
Untuk Anak Semua Bangsa, jangan memilih diam yang artinya memperpanjang barisan perbudakan. Penindasan dan pengisapan oleh manusia atas manusia lain ialah kejahatan, maka mewakafkan diri pada soal itu adalah benar, sebab hidup adalah jalan-jalan menumpas kejahatan. Mekarlah, seolah kau adalah mawar yang tumbuh di antara beton-beton pabrik tambang.
Merangkul setiap pundak untuk mencegah ketundukan pada tuan-tuan, ajarkan pada mereka yang memilih kuasa, jabatan, dan pangkat sebagai jalan pengabdian, bahwa sejatinya kita, Anak Semua Bangsa adalah senyawa yang terlahir untuk menyelamatkan Bumi Manusia dengan Segala Persoalannya.
Berkata dalam jujur tentang kemanusiaan sangat berarti, apalagi menolak kemapanan demi meretas ketidakadilan. Sebisa mungkin kita melakukannya, sebab perkawanan terajut seimbang dan sepikir di antara kita, Anak Semua Bangsa.
Dan aku masih menekuni itu sebagai upaya solidaritas yang bernaung dibawa tonggak perlawanan. Siapa pun mereka tak dapat dengan mudah meroketkan perkawanan ini, bila rudal sekali pun.
Mha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H