Lihat ke Halaman Asli

muhammadhanif

Mahasiswa

Peran Guru dalam Membangun Generasi Indonesia Emas di Era Digital

Diperbarui: 12 Desember 2024   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembangunan peradaban. Di tangan para guru, masa depan generasi bangsa digenggam. Sebagai sosok pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan generasi muda. Dalam konteks Indonesia, visi Indonesia Emas 2045 menjadi sebuah cita-cita besar yang hanya dapat terwujud melalui peran pendidikan yang optimal. Namun, realitas pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti disparitas kualitas pendidikan, rendahnya kesejahteraan guru, serta kurangnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi modern.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi peran strategis guru dalam membangun generasi Indonesia Emas dengan merujuk pada pemikiran tokoh Muslim era modern, seperti Muhammad Abduh dan Fazlur Rahman. Kita juga akan mengkorelasikan gagasan mereka dengan realitas permasalahan pendidikan di Indonesia, serta tantangan yang muncul akibat perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).

Pemikiran Tokoh Muslim Era Modern tentang Pendidikan

Muhammad Abduh: Pendidikan sebagai Alat Transformasi Sosial

Muhammad Abduh, seorang reformis Muslim abad ke-19, menekankan pendidikan sebagai sarana utama untuk memperbaiki kondisi umat. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus mencakup aspek moral dan intelektual, serta mengkritik pendidikan tradisional yang hanya fokus pada hafalan. Abduh mendorong integrasi antara ilmu agama dan ilmu modern untuk menciptakan individu yang mampu menjawab tantangan zamannya. Dalam konteks Indonesia, pandangan Abduh relevan untuk mendorong pembaruan kurikulum pendidikan yang tidak hanya berbasis pada pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan kritis. Guru harus mampu menjadi agen transformasi sosial yang membangun integritas moral dan sikap adaptif pada peserta didik.

Fazlur Rahman: Pendidikan Holistik untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Fazlur Rahman, seorang intelektual Muslim abad ke-20, menekankan pentingnya pendidikan holistik yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan ilmu pengetahuan modern. Ia berargumen bahwa pendidikan harus membentuk manusia yang seimbang antara tanggung jawab duniawi dan ukhrawi. Rahman juga mengkritik dualisme dalam sistem pendidikan Islam yang memisahkan ilmu agama dan ilmu sekuler. Implementasi gagasan ini di Indonesia dapat diwujudkan melalui penguatan peran guru dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan yang relevan dengan tantangan kehidupan modern, seperti etika teknologi, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

Tantangan Pendidikan di Indonesia dan Peran Guru

Meskipun memiliki peran strategis, guru di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala. Pertama, rendahnya kesejahteraan guru, terutama di daerah terpencil, berpotensi menurunkan motivasi dan kualitas pengajaran. Pemikiran Abduh tentang pentingnya penghormatan terhadap guru relevan untuk mendorong pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan mereka. Kedua, terdapat ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Fazlur Rahman menekankan pentingnya akses pendidikan yang merata, dan guru memiliki peran penting untuk menjembatani kesenjangan ini melalui pengabdian di daerah tertinggal, dengan dukungan kebijakan pemerintah yang proaktif. Ketiga, di era Revolusi Industri 4.0, literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting. Namun, banyak guru di Indonesia yang masih gagap teknologi. Pelatihan intensif dan fasilitas yang memadai sangat diperlukan agar guru mampu memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran yang efektif. Hal ini sesuai dengan visi Abduh dan Fazlur Rahman yang menekankan pentingnya adaptasi pendidikan terhadap perkembangan zaman.

Peran AI dalam dunia Pendidikan

Di tengah tantangan ini, perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), menawarkan banyak peluang dalam pendidikan. AI dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Dengan menganalisis data belajar, AI dapat memberikan rekomendasi materi yang paling sesuai untuk setiap siswa. Selain itu, teknologi AI dapat menjembatani kesenjangan pendidikan, terutama di daerah terpencil, melalui platform pembelajaran online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline