Lihat ke Halaman Asli

Muh. Hanafi

Abdi Negara

Idealnya Penilaian (Rapor) terhadap Siswa

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 baru saja lewat, setiap siswa menerima daftar nilai hasil belajarnya setelah belajar selama lima setengah bulan, yang tercantum dalam daftar nilai atau Rapor adalah angka-angka yang menunjukkan sejauh mana siswa menghasilkan hasil belajarnya.

Nilai yang diberikan berdasarkan tugas-tugas harian, pekerjaan rumah atau PR, MID atau tengah Semester, ulangan-ulangan dan terakhir UUB (Ujian umum bersama) dari hasil penilaian ini kemudian dijumlah dan dibagi, dan itulah yang dicantumkan di dalam Rapor.

Dalam penilaian modell ini mungkin hampir semua sekolah sama, karena memang ini telah menjadi keputusan baku dari Kementerian pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, karena setiap akan menghadapi Ujian Nasional, biasanya kami diminta rekap penilaian dari Kelas satu sampai Kelas enam.

Pada tataran hasil dari pendidikan itu, tolak ukurannya jika berbentuk angka didapat dari afektifnya, tetapi dari segi kognitifnya berupa perbuatan, dari motoriknya melakukan pembiasaan sehingga dianggap mampu untuk melakukannya dalam kehidupannya sekarang dan nanti.

Tetapi di dalam rapor-rapor yang di sekolah-sekolah kita, tidak ada terinci kognitifnya, sehingga kita tidak tau sejauh mana penguasaan materi pelajaran itu bisa dijadikan pembiasaanya sehari-hari.

Saya cenderung sepakat, seperti rapor di PAUD dan TK (taman Kanak-kanak), rapornya berbentuk deskripsi, tidak dalam bentuk angka, walaupun dalam bentuk angka, tapi ada penjelasannya, misal “anak bapak sudah bisa menghitung angka 1 sampai 20, namun diangka 11 dan angka 15 sering lupa, sehingga perlu diulang-ulang kembali”. Jadi kita tau persis kemampuan anak kita dan dimananya yang harus diperbaiki.

Kalau dalam bentuk angka, misal nilai 60, nilai ini ni ukurannya apa, dari berhitungnya atau pengurangannya atau dimana kelebihan dan kekuranngannya, karena di dalam Pelajaran Matematika itu ada penjumlahan, perkalian, pengurangan, dll.

Jadi menurut saya idealnya rapor siswa-siswa kita itu dalam bentuk diskripsi, supaya orang tua wali murid tau, mana yang perlu diperbaiki, mana yang harus dipertahankan dan tingkatkan.

Ini pendapat saya, semoga saja keliru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline