Khususnya di era globalisasi yang serba cepat dan penuh tantangan saat ini, mahasiswa memainkan peran yang sangat penting dalam mempertahankan ideologi bangsa. Dalam era globalisasi, banyak faktor luar dapat memengaruhi identitas dan nilai-nilai bangsa. Sebagai agen perubahan dan pemimpin masa depan, mahasiswa memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai bangsa.
1. Menjaga dan Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila.
Pancasila, dasar negara, berisi nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan diterapkan oleh semua warga negara, termasuk mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran utama dalam memperkenalkan, mempertahankan, dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat. Nilai-nilai Pancasila seringkali terancam oleh pengaruh budaya asing di era globalisasi, yang cenderung mengabaikan kearifan lokal dan identitas bangsa. Mahasiswa dapat melindungi persatuan bangsa dan mencegah radikalisasi ideologi dengan memahami Pancasila.
2. Menjadi Agen Perubahan dalam Menghadapi Dampak Negatif Globalisasi.
Tidak hanya globalisasi memiliki efek positif, tetapi juga efek negatif yang dapat membahayakan budaya, identitas, dan ideologi sebuah negara. Misalnya, sebagai akibat dari pengaruh budaya Barat yang materialistik dan hedonistik, nilai-nilai masyarakat berubah. Mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang kritis dalam proses perubahan sosial. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa harus mengkritisi setiap perkembangan dan mencari solusi terbaik yang dapat menjaga keseimbangan antara globalisasi dan keberlangsungan nilai-nilai kebangsaan. Mereka dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat agar lebih selektif dalam menerima pengaruh luar yang dapat merusak ideologi bangsa.
3. Mendorong Inovasi dengan Tetap Berlandaskan Ideologi Negara.
Dengan globalisasi, siswa memiliki banyak kesempatan untuk maju di berbagai bidang, seperti teknologi, ekonomi, dan sosial. Mahasiswa tidak hanya diharuskan untuk berinovasi dalam bidang ilmiah dan teknis, tetapi mereka juga diharuskan untuk mempertahankan dan memperkenalkan ideologi negara. Mereka dapat membuat teknologi, karya seni, atau produk budaya yang mendukung Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan. Dalam situasi ini, mahasiswa berperan sebagai penggerak yang menghubungkan kemajuan zaman dengan nilai-nilai ideologi bangsa untuk mencegah modernisasi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ini.
4. Menguatkan Persatuan dalam Keberagaman.
Keanekaragaman suku, agama, bahasa, dan budaya Indonesia luar biasa. Dalam era globalisasi, persatuan nasional dapat rentan terhadap ancaman, terutama dengan munculnya paham-paham ekstrim yang dapat merusak keharmonisan kelompok. Sebagai agen perubahan, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan nilai-nilai solidaritas dalam keberagaman. Mahasiswa dapat menjaga kerukunan kelompok, mempromosikan keberagaman, dan menegakkan Pancasila sebagai dasar dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menanamkan semangat gotong royong dan toleransi.
5. Berperan dalam Aktivisme Sosial dan Politik.
Di dunia politik, mahasiswa telah lama dianggap sebagai kekuatan yang memiliki kemampuan untuk membawa perubahan sosial. Melalui aktivisme politik dan partisipasi, mahasiswa dapat memperjuangkan kepentingan rakyat, mengkritik kebijakan pemerintah, dan menjaga ideologi negara. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk menyuarakan pendapat dan keinginan mereka untuk memperkuat nilai-nilai bangsa. Mahasiswa yang berkomitmen pada Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan dapat membantu Indonesia maju di era global.