Hai, kenalin nama gue adalah Amiko. Gue punya dua teman, mereka adalah teman baik yang selalu ada buat gue. Namanya Bayu dan Dika, sekarang kami duduk di kelas 12 SMA. Dari kelas 10 kami selalu bersama, bahkan dulu kami satu SMP. Jadi persahabatan kami sudah berlangsung sekitar 6 tahun. Masa SMA tinggal beberapa bulan lagi, kami akan menghadapi Ujian Nasional dan masuk ke Perguruan Tinggi.
Hari ini kami akan bertemu di mall yang terletak di Kota Depok, disana rencananya kami akan menonton film bareng, setelah itu kami akan makan nasi goreng tempat biasa kami makan di deket rumah gue. Ketika menunggu makanan kami ngobrol bersama dan ketawa ketawa, makanan pun tiba. Setelah makan gue nanya ke mereka "Kira-kira kita bisa terus kayak gini nggak si?" Bayu menjawab "Maksud lo?" gue pun menjawab "Maksud gue tetep bercanda, ngumpul bersama. Dikit lagi kan kita mau lulus, Berarti kita akan berpisah, masuk Perguruan Tinggi yang berbeda." Dika dan Bayu jawab pun menjawab dengan serentak "Bisa lah, kita kan udah 6 tahun bersahabat." "Tapi itu SMP ke SMA kita masih bisa satu SMA aja beruntung, kalo ini kan kuliah emang bakal satu Perguruan Tinggi?" Tanya gue ke mereka. "Mungkin aja, emang rencananya lu mau masuk Perguruan Tinggi Mana?" Jawab Bayu. "Gue sih ITB di Bandung." Jawab gue. "Gue sih yang deket-deket aja di UI." Jawab Dika. "Kalo lu?" tanya gue ke Dika. "Gue ga tau sih, bisa di Luar Negeri. Bisa juga di UGM Yogya." Jawab Bayu. "Udah lah gk usah di bahas liat aja nanti." Gue membayar makanan gue dan pulang ke rumah.
Persahabatan kami tetap berlangsung, hingga waktunya tiba. Kami lulus di SMA dan berpisah. Gue di ITB, Bayu di UGM dan Dika di UI. Gue pun berpikir mungkin ini saatnya kita mengakhiri persahabatan yang udah 6 tahun. Gue mengajak Bayu dan Dika ketemuan untuk ngebahas ini. Ketika bertemu gue ngomong "Mau nyoba gk?". "Nyoba apa?" Bayu dan Dika jawab serentak. "Kita gk usah berkomunikasi selama 1 tahun, mau lewat Smartphone, atau pun ketemuan pokonya gk boleh, lagi pula kita juga mau berangkat ke Perguruan Tinggi masing-masing." "Boleh" Jawab Dika. Bayu juga jawab dengan berat "Boleh." Gue pun menjawab "Oke, setuju iya" Seminggu kemudian gw berangkat ke Bandung. Rasanya aneh, insecure, gak punya teman. Hari pertama masuk kuliah itu berat, gw gak dapet teman, di kelas diem doang. Tidak lama kemudian ada seseorang yang menghampiri gw dan bilang "Hai, kenalin nama gue Riki" "Amiko" Jawab gue. Akhirnya gue punya teman pertama dan merasa akhirnya gue punya temen baru.
Setahun berlalu dan gue mengatur pertemuan kita bertiga di Jakarta. Ketika bertemu gue pun bilang "Akhirnya kita ketemu lagi bercanda lagi, ketawaa bareng lagi gue rindu kaya gini. "Bayu menjawab "Gue juga rindu kok." "Apalagi gw yang tetep di Jakarta, gw sering ketempat kita ngumpul dan mikirin lu berdua." Gue pun bilang "Di kuliah gw udah punya teman baru tapi, semua teman gw gak ada yang kaya kalian." "Gue juga ngerasa begitu" Jawab Bayu dan Dika. Gue pun berbicara "Tapi ada satu pelajaran yang gue dapet yaitu temen baru itu penting. Tetapi itu, temen baru gw gak ada yang kaya kalian jadi kita tetap bisa bersahabat kan?" Bayu dan Dika menjawab "Bisa lah." gue menjawab "Janji ?" Secara serentak kita bertiga teriak "Janji."
Kami pun tetap bersahabat walaupun jarak kami jauh, ketemu setiap 3 bulan sekali kadang-kadang bisa 6 bulan sekali tetapi mereka tetap sahabat terbaik yang pernah gue kenal. Gue pun belajar bahwa, Sahabat adalah orang yang ada ketika gue sedih, ketika gue senang, ketika gue susah. Tidak peduli Sejauh apapun jarak sahabat kita, karena kita bisa berkomunikasi melalui smartphone dan Sosial Media. Tidak peduli walaupun kita mempunyai perbedaan. Sahabat tetaplah Sahabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H